Rabu 13 Nov 2013 14:47 WIB

Kampanye di Media Sosial Murah dan Efektif

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Djibril Muhammad
Media Sosial
Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak kalangan kini memanfaatkan media sosial untuk berkampanye. Kampanye untuk memperkenalkan visi misi dan figur calon pun kini ramai terlihat di jaringan media sosial.

Pada 2013 ini, diperkirakan sekitar 80 juta penduduk Indonesia yang tersambung dengan internet. Sebanyak 60-70 persen di antaranya menggunakan media sosial sepeti Facebook, Twitter, Youtube, dan Path.

Salah satu calon angota Dewan Pertimbangan Daerah (DPD), Mahir Takaka, mengakui jika media sosial memang cukup bermanfaat untuk berkampanye.

Menurut dia, pengalaman selama ini, kampanye di media sosial sangat bermanfaat untuk bersosialisasi.

Yang terasa betul bagi penggunanya, kata Mahir, karena murah, dan dari segi waktu, sangat cepat menyebar dan memberi umpan balik.

Akun Facebook, salah satu yang dipergunakan salah satu Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) ini untuk bersosialisasi.

Dengan jelas, akun FB lelaki kehiran Seko, Luwu Utara 6 Agustus 1971 ini, menyebutkan jika dia adalah calon DPD RI 2014-2019 utusan Sulawesi Selatan.

Meskipun menggunakan media sosial untuk bersosialisasi dan kampanye, Mahir tak lupa tetap melakukan dialog langsung. Menurut dia, dialog, seminar atau rapat akbar, memang lebih baik dan menyentuh langsung ke masyarakat.

"Memang media sosial sangat efektif namun masih terbatas di kalanga anak muda. Kalau orang tua sangat sedikit yang menggunakan media sosial," ujar Mahir, Rabu (13/11).

Dia mengatakan, komunikasi yang terbangun terasa lebih akrab dan memunculkan solidaritas yang tingga antara rakyat dengan bertemu langsung. Oleh sebab itu, presentasi menggunakan media sosial daripada dialog langsung dilakukannya cukup tinggi.

Perbandingannya, kata Mahir, 30 persen media sosial, 70 persen dialog langsung. "Orang-orang di kampung juga tidak merasa berkomunikasi kalau kita tidak berkunjung ke kampung mereka," ujar penggiat masyarakat adat ini.

Kehadiran media sosial, kini dimanfaatkan berbagai pihak untuk beragam kebutuhan. Tidak terkecuali untuk kebutuhan kampanye partai politik.

Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI) Hidayat Nahwi Rasul mengatakan, media sosial sangat berpotensi menjadi media pendidikan dan sosialisasi politik.

"Kehadiran media sosial saat ini meniadi alternatif media kampanye politisi dan menjadi tempat interaksi antara pemilih dan politisi," ujar Hidayat dalam sebuah diskusi tentang Peran Media Sosial Sosial dalam Meningkatkan Demokrasi yang digelar Keluarga Komunikasi Universitas Hasanuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement