REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Tiga tahun jalanan di Kampung Kedung Bokor, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi rusak parah.
Jalanan tanah merah ini acap kali berdebu tatkala tersapu angin dan berdampak buruk kepada kesehatan warga. Tidak sedikit warga terkena penyakit gangguan pernafasan akibat jalanan yang berdebu ini.
Warga Pantai Mekar, Emak Daam (50 tahun), misalnya, mengatakan kepada Republika, Selasa (12/11), mayoritas warga setempat banyak yang menderita Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa).
Menurut Emak, ketika panas terik dan saat angin berhembus kencang, debu-debu jalanan ini langsung mencemari lingkungan perumahan warga.
"Tuh dek lihat pas angin kencang. Debu jalanannya sudah parah. Saya saja baru sembuh dari batuk. Tuh lihat anak saya masih belum sembuh batuk pileknya," ungkapnya.
Jalanan sepanjang delapan kilometer ini, Emak menambahkan, menjadi rusak semenjak adanya proyek pembuatan tanggul bibir pantai.
Ia menjelaskan, kendaraan berat proyek pembangunan tanggul ini membuat jalanan menjadi rusak parah. "Per harinya 10 kontainer melewati jalanan untuk membawa material proyek tanggul ini. Satu unit kontainer ini beratnya bisa mencapai lima ton," katanya menjelaskan.
Sementara itu, warga Desa Pantai Bakti, Nawawi Iriadi, menjelaskan, untuk mengurangi debu dari jalanan tanah ini, setiap satu minggu sekali warga inisiatif menyiram jalanan.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bekasi selalu menjadikan proyek pembuatan tanggul ini alasan tidak dibenarkannya jalanan rusak ini.
"Pemkab beralasan belum akan membangun jalanan selama proyek tanggul ini belum rampung. Warga harus bertahan berapa lama lagi dengan debu jalanan rusak seperti ini," keluhnya.
Ia menegaskan, warga setiap harinya selalu dihantui penyakit Ispa. Belum lagi, sambungnya, jalanan rusak membuat akses warga menuju puskesmas terhambat.
Ia memaparkan, pihak anggota dewan pun tidak ada yang memikirkan kondisi ini. "Warga Muara Gembong seakan dijadikan anak tiri oleh anggota dewan dan Pemkab Bekasi," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Marga Kabupaten Bekasi, Jamaludin, menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan anggaran sekitar Rp 20 Miliar guna perbaikan dua ruas jalan di Kabupaten Bekasi.
Dua ruas jalan tersebut, ia melanjutkan, yakni Jalan Kalimalang dan Muaragembong. Jamaludin menjelaskan, dua ruas jalan tersebut menjadi prioritas pembangunan tahun ini dan tahun 2014 mendatang.
Jalan Muaragembong dan Kalimalang, sebut Jamal, sama-sama mempunyai peran penting. Jalan Muaragembong, ia menambahkan, akan disiapkan guna membuka akses wisata dan aspek perekonomian masyarakat setempat.
Pihak Dinas Binamarga, ia menambahkan, hingga tahun depan akan melanjutkan kembali pembangunan Jalan Muaragembong yang sempat terhenti sepanjang delapan kilometer dengan anggaran Rp 6 Milyar.
Sementara, Jalan Kalimalang, menurut Jamaludin, merupakan jalan alternatif utama lalu lintas dari Jakarta menuju Pantura.