Selasa 12 Nov 2013 19:08 WIB

Wah, Jalur Trans-Sulawesi Ditutup Warga

Syahrul Yasin Limpo
Foto: Antara
Syahrul Yasin Limpo

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menghimbau kepada warga di daerah Walenrang-Lamasi (Walmas) untuk tidak menutup atau memblokade akses jalur Trans Sulawesi yang merupakan satu-satunya jalur transportasi yang menghubungkan beberapa daerah.

"Saya menghimbau kepada semua warga di Walenrang dan Lamasi agar tidak menutup jalur yang menghubungkan beberapa daerah itu karena mengganggu jalur transportasi," ujarnya di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, aksi ratusan bahkan lebih dari seribuan warga yang bergabung menuntut pemekaran wilayah itu tidak mesti memblokade jalur Trans Sulawesi yang menjadi penghubung beberapa daerah karena masih banyak hal yang bisa dilakukan.

Dia mengaku jika hal tersebut dilakukan, tentunya aparat kepolisian berdasarkan prosedur tetapnya (Protapnya) tidak akan membiarkan hal itu dan pasti akan membuka jalur itu agar tidak mengganggu transportasi.

"Saya meminta kepada pihak kepolisian untuk membuka jalur trans Sulawesi agar tidak mengganggu transportasi karena banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh pengguna jalan," sebutnya.

Sementara saat ditanya tentang kemungkinan kejadian rusuh di Luwu karena disusupi akibat adanya pihak yang kalah dalam Pilkada Luwu lalu, Syahrul tidak ingin berfikir sejauh itu.

Kerusuhan di Luwu masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian dan dirinya tidak ingin berspekulasi lebih jauh mengenai adanya kepentingan lain sehingga terjadi bentrokan antara warga dan aparat kepolisian.

Selain itu, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo juga menyerahkan keamanan warga Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu kepada pihak kepolisian dimana sejak dua hari ini terjadi bentrokan antara masyarakat dengan kepolisian yang berujung pada tewasnya seorang warga.

"Kita serahkan sepenuhnya kepada kepolisian mengenai keamanan warga dan saya sampai saat ini masih terus berkoordinasi dengan kepolisian memantau setiap aksi yang terjadi disana," tegasnya.

Bentrokan antara warga dan kepolisian yang berujung pada tewasnya seorang warga itu dipicu oleh adanya ratusan warga yang menuntut percepatan pembentukan Kabupaten Luwu Tengah dengan memekarkan wilayah Luwu.

Bentrokan tidak terhindarkan saat ratusan masyarakat memblokir jalur trans Sulawesi menuntut pemekaran wilayah itu, tetapi aparat kepolisian yang sedang bertugas berusaha membubarkan massa dan membuka kembali blokade hingga akhirnya terjadi bentrokan dan saling serang satu sama lain.

Syahrul mengaku terus berkoordinasi dengan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi untuk mengetahui perkembangan keamanan di daerah tersebut.

"Mereka punya prosedur tetap (Protap), tentu saja kita berharap Kapolda dan jajaran kepolisian untuk mengambil langkah-langkah profesional dan cepat, agar tidak ada korban jiwa. Saya sangat berharap itu," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement