Selasa 12 Nov 2013 19:03 WIB

Ibarat Main Bola, Satu Nol untuk 'Hacker' Indonesia

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Citra Listya Rini
Hacker beraksi (Ilustrasi)
Hacker beraksi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pembobolan terhadap situs intelijen Australia oleh hacker Indonesia, mendapat dukungan dari sejumlah pihak.

Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI), Hidayat Nahwi Rasul, bahkan mengacungkan jempol kepada para hacker Indonesia tersebut. 

Hidayat mengatakan ulah hacker Indonesia kali ini pantas diberi penghargaan. ‘’Kita sebelumnya disadap, kalau kita balik menjebol, ibaratnya permainan bola, ini satu kosong,’’ ujar Hidayat di sela Diskusi Media Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Demokrasi yang digelar Keluarga Komunikasi Unhas dan CICS, Selasa (12/11). 

Hacker Indonesia berhasil membobol sejumlah laman di Australia. Awalnya adalah laman-laman milik swasta yang tidak begitu besar. Akhirnya berhasil meretas laman intelijen yang beralamat www.asis.gov.au. Menanggapi hal itu, Hidayat mengatakan, situs apapun itu, keberhasilan hacker Indonesia perlu diapresiasi.

Namun tanggapan berbeda disampaikan oleh Ana Mustamin, seorang praktisi Komunikasi yang aktif menulis blog.Ana tidak setuju dengan aksi yang dilakukan hacker Indonesia tersebut. Menurutnya, jika laman kita berhasil di retas oleh hacker, itu merupakan peringatan bahwa sistem kita tidak aman.

‘’Ini harusnya menjadi evaluasi, kita harus membuat sistem yang aman agar tidak dibobol. Jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, itulah sumber utama kehancuran dunia,’’ kata Ana. 

Dia pun mengibaratkan, aksi hacker Indonesia sama saja dengan menjatuhkan bom di suatu tempat. Karena yang akan terkena adalah orang-orang di sekitarnya, yang diserang adalah perusahaan-perusahaan kecil. ‘’Saya tidak sepakat. Harusnya kita mengevaluasi diri,’’ ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement