Selasa 12 Nov 2013 05:20 WIB

PKS Tak Mau Terpengaruh Hasil Lembaga Survei

Partai Politik
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Partai Politik

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Partai Keadilan Sejahtera menyatakan tidak terpengaruh hasil lembaga survey yang menyebutkan elektabilitas partai Islam tersebut merosot akibat adanya kasus korupsi yang menjerat elit politiknya.

"Silahkan lembaga survey mau bilang apa terhadap hasil surveynya, yang jelas kami tidak akan terpengaruh karena elektabilitas kami tidak hanya ditentukan oleh hasil survey yang belum tentu benar," kata Ketua DPP PKS Bidang Seni dan Budaya, Yudi Widiana Adia, Senin di Sukabumi.

Menurut Yudi, pihaknya juga tidak akan percaya kepada hasil lembaga survey apalagi saat ini lembaga tersebut sudah ada keberpihakan dan tidak independen lagi walaupun tidak seluruhnya. Pihaknya yakin bahwa apa yang dilakukan oleh lembaga tersebut tidak akan mempengaruhi terhadap perolehan suara di Pemilu 2014.

PKS tetap optimis partainya dapat meraih kursi di DPR sebanyak 20 persen dan menjadi pemenang pemilu. Selain itu, pihaknya juga hanya percaya terhadap hasil survey yang dilakukan oleh internal partainya sebagai pembanding hasil survey yang dilakukan lembaga survey eksternal.

Lebih lanjut, kata dia, selama ini PKS juga tidak pernah berpatokan kepada lembaga survey yang kerap bermunculan mendekati pemilu. Bahkan, pihaknya juga saat ini merasa aneh dengan hasil lembaga survey yang melakukan penelitian hanya kepada beberapa elemen dan hasilnya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Di sisi lain, nantinya juga dalam melakukan penetapan calon presiden PKS akan tetap menggunakan lembaga survey untuk mengetahui sejauh mana elektabilitas masing-masing capres yang diusulkan. Tetapi lembaga tersebut berasal dari dalam internal partai.

"Adanya lembaga survey juga berdampak positif sebagai acuan, tetapi kami lebih percaya kepada kerja keras seluruh kader relawan dan simpatisan partai yang selalu bergotong royong memajukan partai kami ini," kata Yudi yang juga anggota Komisi V DPR RI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement