Selasa 12 Nov 2013 00:21 WIB

Cari Kerja, Sarjana Baru Masih Andalkan Cara Tradisional

Para pencari kerja melihat informasi lowongan kerja pada sebuah bursa kerja.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Para pencari kerja melihat informasi lowongan kerja pada sebuah bursa kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --Lebih dari 66.000 lulusan sarjana baru di Indonesia tidak terserap perusahaan dan berpotensi menjadi pengangguran, karena kesulitan mendapatkan informasi dan akses lowongan pekerjaan di berbagai perusahaan.

Managing Director JobsDB (portal pencari kerja), Ariadi Anaya, di Surabaya, Senin (11/11), mengemukakan sebagian pencari kerja masih memanfaatkan cara tradisional untuk mencari info lowongan pekerjaan, seperti melalui iklan di media cetak dan kegiatan "job fair"."Padahal, cara-cara tradisional seperti itu sangat terbatas dan kurang efektif.

Sekarang ini sudah masuk era digital dan pencari kerja bisa memanfaatkan akses internet untuk mencari lowongan pekerjaan," katanya saat sosialisasi program "The Passport" hasil kerja sama JobsDB dengan Telkomsel.Ariadi menambahkan jumlah lulusan sarjana baru setiap tahun mencapai sekitar 250.000 orang, tetapi tidak semuanya tertampung di dunia kerja atau perusahaan dan menjadi pengangguran.

Jumlah pengangguran semakin besar jika ditambah lulusan dari sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat.Dari hasil riset yang dilakukan JobsDB di tujuh negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia, lebih kurang 82 persen pencari kerja saat ini lebih senang memanfaatkan akses internet untuk mencari informasi lowongan pekerjaan.

"Sebagai salah satu pengelola portal lowongan pekerjaan, kami telah menjalin kerja sama dengan hampir 5.000 perusahaan kecil hingga besar untuk memfasilitasi para pencari kerja. Kami juga bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Ariadi.Menurut ia, portal JobsDB tidak hanya menyajikan tawaran lowongan pekerjaan, tetapi juga informasi magang, beasiswa dan tip pengembangan karir dan profesional.

"Dari ribuan perusahaan yang telah bergabung, terdapat jutaan lowongan pekerjaan yang bisa diakses pencari kerja sesuai dengan kebutuhan dan 'skill'-nya. Setiap hari ada 35.000-40.000 pengakses situs kami," tambahnya.Ariadi menambahkan kerja sama dengan Telkomsel bertujuan memudahkan para pelanggan operator seluler tersebut, khususnya dari kalangan anak muda untuk mengakses lowongan pekerjaan, informasi beasiswa dan tawaran magang kerja di berbagai perusahaan.

General Manager Youth and Community Telkomsel Jawa Bali, Gatot Priyo Utomo, mengatakan Telkomsel bersama JobsDB mengadakan kegiatan keliling kampus di sejumlah kota besar untuk menyosialisasikan program pencari kerja yang diberi nama "The Passport"."Melalui kegiatan roadshow tersebut, kami ingin memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mendaftar dan mengakses langsung lowongan pekerjaan, magang atau beasiswa melalui sistem 'online'," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement