Senin 11 Nov 2013 14:04 WIB

Skenario PDIP Soal Megawati dan Jokowi untuk Pilpres 2014

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri
Foto: Prayogi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Hanta Yunda mengatakan PDI Perjuangan hanya memiliki dua skenario untuk menghadapi pilpres 2014. Skenario pertama menjadikan Megawati Sukarnoputri sebagai capres berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi).

Skenario kedua, mengusung Jokowi sebagai capres berpasangan dengan figur lain. "Skenarionnya Megawati dengan Jokowi atau Jokowi dengan siapa," kata Hanta ketika dihubungi Republika, Senin (11/11).

Untuk mengusung pasangan Megawati-Jokowi, PDIP akan mempertimbangkan sejumlah hal. Pertama, kata Hanta, melihat hasil perolehan suara di pileg 2014. Jika perolehan suara PDIP menembus angka presidential treshold 20 persen, maka kemungkinan mengusung kembali Megawati sebagai capres terbuka lebar. 

Sebaliknya jika PDIP tidak mampu menembuh ambang batas presiden, maka kemungkinan besar mereka akan mengusung Jokowi sebagai capres. "Kalau perolehan suara partai tinggi bisa saja Megawati-Jokowi yang diusung," ujar Hanta.

Pertimbangan kedua, PDIP akan mengukur peluang kemenangan Megawati dan Jokowi. Dalam hal ini Hanta meyakini partai tersebut akan menggunakan mekanisme survei untuk mengukur elektabilitas Megawati-Jokowi atau Jokowi dan calon lain. "PDIP akan melihat potensi kemenangan yang paling besar dari dua pasangan itu," kata Hanta.

Terakhir, kandidat capres-cawapres PDIP akan ditentukan dari hasil komunikasi politik antar elite partai. Dalam konteks ini, kata Hanta, PDIP akan mempertimbangkan secara masak siapa figur cawapres yang akan mereka usung untuk mendampingi Megawati atau Jokowi. "Cawapres masih akan menjadi perhatian PDIP," ujarnya.

Melihat berbagai hasil survei, sulit bagi PDIP melepaskan diri dari figur Jokowi. Hanta mengatakan PDIP sebaiknya melibatkan Jokowi dalam format capres-cawapres pemilu 2014. 

Friksi di internal PDIP soal pencapresan Jokowi bisa saja terjadi. Namun, menurut Hanta, friksi itu hanya mungkin terjadi apabila Jokowi maju sebagai capres tanpa restu dari Megawati. Sepanjang direstui, maka soliditas internal PDIP akan terjaga. "Megawati adalah pemegang kunci soliditas PDIP," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement