Senin 11 Nov 2013 05:33 WIB

Laparoskopi Pertama Sukses Dilakukan di Kalimantan

Pembedahan minimal invasif dikenal juga dengan teknik pembedahan laparoskopi.
Foto: brukseltupbebek.com
Pembedahan minimal invasif dikenal juga dengan teknik pembedahan laparoskopi.

REPUBLIKA.CO.ID,  PONTIANAK --  Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November, dunia ginekologi di Kalimantan menorehkan sejarah.

Untuk pertama kalinya, tindakan pembedahan minimal invasif di bidang ginekologi berhasil dilakukan di Pulau Borneo. Pembedahan minimal invasif dikenal juga dengan teknik pembedahan laparoskopi.

Dibandingkan dengan metode pembedahan klasik (laparotomi), teknik ini memilik banyak kelebihan, bahkan menjadi terapi standar emas bagi beberapa kasus di bidang kandungan.

Dengan teknik ini, pembedahan hanya memerlukan sayatan kecil di dinding perut, dan menggunakan kamera serta perangkat alat untuk melakukan tindakan operasi, gambar dari kamera video disiarkan oleh sebuah LCD besar, dan dengan kamera tersebut, dimungkinkan melakukan pembesaran pandangan, sehingga membuat tindakan pembedahan semakin cermat.

Kini, para pasien dengan kasus-kasus yang membutuhkan tindakan ini, tidak perlu bingung mencari pertolongan ke luar Kalimantan, bahkan ke luar negeri. Bertepatan dengan hari Pahlawan, tim dokter di RS Anugerah Bunda Khatulistiwa, Pontianak berhasil melakukan tindakan laparoskopi pertama di bumi Kalimantan.

Di hari pertamanya, tim yang dipimpin oleh dr Syahnural, SpPOG ini telah mengerjakan empat kasus tumor jinak kandungan, di antaranya kista endometriosis.

Keberhasilan tim ini tidak terlepas dari kerja sama strategis yang dibangun antara manajemen RS Anugerah Bunda Khatulistiwa, dengan PT Ingin Anak (PTIA), sebuah institusi yang bergerak di bidang pengembangan pelayanan pusat gangguan haid, gangguan kesuburan dan bayi tabung, serta tim dokter ahli endokrinonologi reproduksi dari Klinik Yasmin Kencana RSCM yang pada operasi kali ini diwakili oleh. PT Ingin Anak, diwakili oleh dr. Budi Wiweko, SpOG (K). 

Dr Yassin Yanuar M Ilham Bintang, SpOG sebagai General Manager Bussiness and Development PT Ingin Anak  menyatakan bahwa pengembangan pelayanan di Pontianak adalah salah satu langkah awal PTIA dalam rencana pengembangan klinik bayi tabung di seluruh Indonesia, untuk mengantisipasi ASEAN terbuka pada tahun 2015.

''Ini agar kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam menciptakan layanan klinik gangguan haid dan kesuburan yang berkualitas,'' ujar putra tokoh pers Indonesia Ilham Bintang itu.

D Andon Hestiantoro, SpOG(K) sebagai Kepala Klinik Yasmin Kencana, mengatakan bahwa sebagai institusi yang memiliki perhatian khusus pada pengembangan pelayanan, pengembangan sumber daya manusia dan riset di bidang endokrinologi reproduksi, Yasmin Kencana sangat mendukung kerja sama ini.

Hal ini patut diapresiasi, ketiga pihak ini, akhirnya membawa pelayanan yang selama ini didambakan oleh masyarakat Kalimantan, khususnya Kalimantan barat dan Pontianak. Dalam 2-3 bulan ke depan, ketiga mitra ini akan mengembangkan pelayanan bayi tabung pertama di pulau Kalimantan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement