REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) menyatakan kekecewaannya dengan banyaknya kasus korupsi di negeri ini.
"Sangat mengecewakan. Orang tua terdahulu berjuang mendirikan Republik Indonesia, tetapi sekarang kasus korupsi dimana-mana," kata Soedijono yang merupakan pensiunan Kaisat Sutai atau Polisi Istimewa di Semarang, Ahad (10/11).
Ia berharap para generasi penerus bangsa dapat memiliki rasa nasionalisme yang tinggi di antaranya dengan tidak melakukan kejahatan korupsi.
Jika para pejuang memiliki semboyan melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan atau mati, maka generasi muda berjuang dari kebodohan dan kemiskinan.
Pelajar atau generasi penerus bangsa diharapkan dapat mengharumkan nama bangsa dengan mengeyam pendidikan sampai tingkat tertinggi, sehingga mempunyai wawasan dan pandangan seperti orang-orang terdahulu yang berjuang untuk Republik Indonesia ini.
"Meskipun perjuangan ibarat sebutir pasir, tetapi prinsip para pejuang adalah merdeka atau mati, tidak seperti pemuda sekarang yang sikap nasionalismenya luntur," katanya.
Menjelang Pemilu 2014, pejuang pelaku pelucutan senjata tanggal 14 Oktober 1945 dengan Jepang ini memiliki harapan pemimpin negara terpilih adalah mereka yang memperhatikan rakyatnya.
Menurutnya rakyat sangat menginginkan sosok presiden yang peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya termasuk para generasi pejuang kemerdekaan tidak hanya pada saat kampanye, tetapi juga setelah menjabat.
Terkait perhatian pemerintah terhadap pejuang di Kota Semarang, Soedijono mengaku Pemkot Semarang sangat peduli terhadap para veteran.