REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski telah memasuki musim penghujan namun belum semua saluran drainase di Kota Yogyakarta dilakukan pelumpuran. Baru sekitar 0,9 persen dari total drainase sepanjang 317.909 meter yang ada di Kota Yogyakarta.
Terbatasnya tenaga dan kendaraan operasional untuk pelumpuran menjadi kendala.
Kabid Pengairan dan Drainase Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta Aki Lukman Nur Hakim menjelaskan, dari bulan Mei sampai bulan September sudah dilakukan pelumpuran drainase sekitar 2.239 meter. Jumlah itu sekitar 0,9 persen dari total drainase yang ada.
"Personel kami hanya lima orang dan kendaraan yang terbatas. Beberapa kendaran juga dalam perbaikan. Tapi kami terus upayakan pelumpuran,” katanya, Ahad (10/11).
Pelumpuran adalah pembersihan saluran drainase dari endapan atau sampah dengan dialiri air. Pelumpuran ini agar saluran air lancar dan mengantisipasi luapan genangan air di jalan saat hujan deras.
Dia menuturkan, kondisi endapan atau sedimentasi dalam saluran drainase bisa mencapai 60 cm berupa pasir dan sampah. Endapan yang tebal tersebut disebabkan banyak faktor, di antaranya buangan limpahan air dari sisi utara kota maupun sampah yang dibuang sembarangan.
Untuk mengatasinya, setiap tahun Kimpraswil melakukan pelumpuran saluran drainase. Dia mengatakan, kini Kimpraswil juga akan melakukan pelumpuran di 26 titik. Dari titik tersebut yang diprioritaskan yaitu Jalan Atmo Sukarto, Kusbini, Cendana, Timoho dan Jalan Dr Sutomo.
“Saat ini kami tengah mengerjakan pelumpuran di kawasan Alun-Alun utara. Targetnya pelumpuran di 26 titik itu selesai tahun ini,” ujarnya.