REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --Budayawan Prof Eko Budihardjo mengharapkan para elit politik di negeri ini untuk menghilangkan budaya saling menyalahkan karena tidak mencerminkan nilai perjuangan para pahlawan."Indonesia bisa merdeka dulu kan karena para pejuang dan pemimpin bersatu. Coba kalau mereka saling menyalahkan seperti para elit politik sekarang ini," katanya, saat dihubungi dari Semarang, Ahad (10/11).
Merefleksikan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu mengingatkan para elit dan pemimpin untuk merenungkan nilai perjuangan pendahulunya.Menurut dia, sekarang ini sudah bukan saatnya lagi saling menyalahkan, tetapi justru harus bersatu untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, seperti kemiskinan, pengangguran, dan masalah pendidikan.
"Sekarang kan banyak elit saling menyalahkan, ini menyalahkan itu, itu menyalahkan ini, dan sebagainya. Mana bisa gotong royong kalau seperti itu? Padahal, esensi Pancasila itu kan gotong royong," katanya.Eko menjelaskan perjuangan yang dilakukan dulu memang berbeda dengan saat ini karena para pejuang dulu harus mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, baik Belanda, Jepang, Inggris dari Indonesia.
"Sekarang, yang dihadapi berbeda, mulai dari dampak kapitalisme negara-negara Barat, persoalan yang terjadi di masyarakat, seperti kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan dengan negara lain," katanya.Untuk menyelesaikan berbagai tantangan itu, kata dia, para elit dan pemimpin harus bersatu untuk memberikan keteladanan pada masyarakat di bawah agar ikut bersatu, bukan justru saling memperolok dan menyalahkan.
"Kita harus sadar bahwa setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Pemerintah pusat dan daerah juga harus bersatu, kalau ada masalah ya harus saling membantu. Jangan saling menyalahkan," katanya.Ia mengingatkan bahwa persoalan dalam negeri yang dihadapi bangsa ini masih sangat banyak, belum termasuk kekayaan alam Indonesia yang dikeruk oleh negara lain sehingga bukan waktunya saling ribut sendiri.
"Para pejuang dulu itu berjuang tanpa pamrih. Mereka tidak mengharap imbalan, kedudukan, dan sebagainya, tetapi hanya ingin bangsa ini bisa merdeka. Mereka punya semangat kebangsaan yang mempersatukan," kata Eko.