REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia pendidikan tinggi tidak seharusnya hanya memikirkan bagaimana mahasiswanya bisa meraih nilai akademik tinggi dan berkompetisi, tetapi juga bagaimana berkolaborasi dengan berbagai pihak, kata pakar pendidikan Prof Dr Suyatno MPd.
"Banyak yang selama ini lupa hanya pikirkan kompetisi, padahal kolaborasi juga penting untuk buka akses," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) itu di sela Gladi Resik Wisuda 2013 di Jakarta, Sabtu.
Dengan diterapkannya Komunitas ASEAN 2015, lanjut dia, maka akan tidak ada lagi hambatan bagi sumber daya manusia dari negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara bekerja di Indonesia, dan sebaliknya, ujarnya.
"Ini menuntut dilakukan kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha. Jika tidak digandeng, maka mereka dengan mudah mencari tenaga kerja dari luar negeri, sementara sumber daya manusia kita sendiri meski bagus tapi kurang akses," katanya.
Ia mencontohkan kerja sama Uhamka dengan PT Biofarma yang saling menguntungkan, di mana dosen dan para mahasiswa Uhamka melakukan riset obat-obatan untuk kepentingan Biofarma sambil belajar, sementara Biofarma menyediakan alat-alatnya.
Disebutkannya, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan 41 perusahaan di bidang industri, usaha jasa, serta pusat penelitian dan pengkajian seperti Lintas Arta, LPPOM MUI, PT Sumber Daya Insan Mandiri, PT Karya Putra Surya Gemilang, serta beberapa perbankan.
Sedangkan untuk pengembangan kualitas pendidikan selain telah dijalin dengan 22 perguruan tinggi Muhammadiyah, juga dengan 11 PTN, tujuh PTS, serta universitas di luar negeri seperti Deakin University Australia, Johan Wolgang Goethe University Jerman, Chulolangkorn University Thailand, Universiti Kebangsaan Malaysia, Tottori University Jepang, Huazhong Normal University China dan lainnya.
Uhamka dijadwalkan mewisuda 2.315 lulusan sarjana, magister dan ahli madya sekaligus memperingati miladnya yang ke-56 dengan menghadirkan orasi ilmiah Menteri BUMN Dahlan Iskan.