Jumat 08 Nov 2013 20:34 WIB

Cak Ali: 40 Persen APBN Harus ke Daerah

Ali Masykur Musa
Foto: Prayogi/Republika
Ali Masykur Musa

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Guncangan ekonomi global menimbulkan kehawatiran tersendiri bagi bangsa Indonesia. Penguatan fondasi ekonomi nasional harus diikuti dengan daya pertumbuhan di daerah.

“Pertumbuhan ekonomi nasional harus ditopang oleh pertumbuhan di masing-masing daerah di Indonesia. Inilah salah satu cara terbaik untuk menguatkan fondasi ekonomi kita,” ujar Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Ali Masykur Musa saat menjadi Keynote Speech Pelatihan Kewirausahaan di Universitas Tadulako (UNTAD) Palu, Jumat (8/11)

Oleh karena itu,  Ali mendorong agar pemerintah pusat memperbesar dana transfer ke daerah diatas 40 persen APBN. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai daerah.

“Sudah saatnya pemerintah pusat tidak memusatkan anggaran di Jakarta. Denyut ekonomi daerah akan lebih  bergeliat, konsumsi rumah tangga meningkat, dan kualitas pelayanan publik di masing-masing daerah pun bisa maksimal,” terang Cak Ali, panggilan akrabnya.

Selain itu, menurut tokoh muda NU ini, pertumbuhan ekonomi daerah akan lebih cepat terwujud jika pemerintah pusat dan daerah meningkatkan sinergi untuk mengembangkan potensi ekonomi wilayah masing-masing.

Salah satu contohnya adalah mendorong terciptanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan adanya simpul-simpul ekonomi yang tersebar, maka kesenjangan antara pusat dan daerah bisa berkurang. Apalagi jika KEK tersebut ditopang dengan infrastruktur terpadu untuk mempermudah distribusi barang dan jasa, serta ekspor ke luar negeri.

“Stabilisasi ekonomi nasional akan terwujud jika ada kesinambungan fiskal nasional dan peningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi ekonomi daerah. Dengan hal ini daya saing bangsa juga dapat ," ujar peserta konvensi Capres Partai Demokrat ini. Untuk itu Cak  Ali menyambut baik pelatihan wirausaha bagi mahasiswa  dilaksanakan oleh UNTAD sebagai kader muda pengusaha ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement