Jumat 08 Nov 2013 18:13 WIB

Menhan: Sulit Buktikan Penyadapan Australia

Purnomo Yusgiantoro
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Purnomo Yusgiantoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengaku sulit untuk membuktikan penyadapan yang diduga dilakukan oleh Australia karena bukti hanya bisa melalui dua sumber.

"Bukti penyadapan bisa diperoleh melalui dua sumber, yakni dari intelijen dalam negeri dan pengakuan negara penyadap," kata Purnomo usai menerima kunjungan Menhan Australia David Johnston, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (8/11).

Pernyataan Johnston belum bisa menjawab pertanyaan Indonesia. "Isu penyadapan termasuk makro dan menjadi urusan Menteri Luar Negeri Australia," kata Purnomo menirukan jawaban Johnston.

Menurut Johnston, isu penyadapan tersebut telah dibahas pada level yang lebih tinggi oleh Menlu Indonesia dan Menlu Australia. Namun, Australia pun menyatakan komitmennya dalam menjaga kerja sama yang baik di antara kedua negara.

"Sebelum mengambil langkah, kita tunggu hasil diplomasi antara Menlu RI dan Menlu Australia, di Bali agar kita bisa satu suara," katanya.

Purnomo menjelaskan, pertemuannya dengan Johnston untuk membahas mengenai kerja sama pertahanan. Indonesia dianggap sebagai negara tetangga yang paling diprioritaskan dalam kerja sama pertahanan.

Purnomo pun telah bertanya kepada Lembaga Sandi Negara bahwa jaringan komunikasi Kementerian yang dia pimpin aman dari penyadapan. 

Lemsaneg sudah melakukan enkripsi yang ketat terhadap jalur komunikasi penting di Kementerian Pertahanan. Namun, tak diketahui apakah jaringan komunikasi di luar kementeriannya aman dari penyadapan atau tidak. 

Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigadir Jenderal TNI Sisriadi, mengatakan sampai saat ini tak ada teknologi antisadap. "Yang ada hanya teknologi mengamankan jalur komunikasi," kata Sisriadi.

Kerja sama pertahanan kedua negara yang telah berlangsung selama ini meliputi pertemuan pejabat tinggi (two plus two meeting), pertemuan antara kedua Menhan, High Level Committee (HLC) hingga patroli bersama angkatan laut kedua negara, pendidikan, latihan bersama, dan logistik.

"Ke depan, kedua menhan sepakat untuk meningkatkan kerja sama teknis antara lain bidang 'cyber defence' dan pertukaran informasi tentang komponen cadangan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement