Jumat 08 Nov 2013 23:13 WIB

Ekonomi Jambi Tumbuh 7,6 Persen DItunjang Sektor Primer

Candi Muara Jambi
Foto: Antara
Candi Muara Jambi

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Perekonomian Jambi pada Triwulan III 2013 tumbuh tinggi sebesar 7,6 persen "year on year", angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6 persen.

Apabila dilihat lebih detail, sektor primer merupakan penyumbang terbesar terhadap perekonomian Jambi yaitu sebesar 46 persen, diikuti sektor tersier atau jasa-jasa sebesar 37 persen dan sektor sekunder sebesar 17 persen, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Senior Mirza Adityaswara melalui siaran pers Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jambi yang diterima di Jambi, Jumat.

Pernyataan tersebut disampaikan Mirza dalam sambutannya saat serah terima jabatan Kepala Perwalilan BI Jambi dari Marlison Hakim kepada V Carlusa yang dilaksanakan di Jambi, Kamis (7/11).

Lebih lanjut Mirza mengatakan dari sisi ekspor, ekspor luar negeri Jambi pada Triwulan II 2013 tercatat sebesar 295,32 juta dolar, terutama bersumber dari komoditas karet mentah yang merupakan 59,82 persen dari total ekspor non migas Provinsi Jambi.

Ekspor ini selanjutnya diikuti oleh batu bara, kokas dan briket, serta pulp and paper. Struktur ekspor non migas Jambi yang ditopang oleh produk primer, baik hasil perkebunan maupun pertambangan, merupakan cerminan dari struktur perekonomian Jambi maupun struktur perekonomian nasional secara keseluruhan.

Sementara itu, di sisi pembiayaan, penyaluran kredit di Jambi pada Triwulan III 2013 mencapai Rp23,14 triliun atau meningkat sebesar 29 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 43 persen, diikuti dengan kredit modal kerja sebesar 32,21 persen dan kredit investasi sebesar 25 persen, katanya.

"Kualitas kredit yang diberikan sejauh ini masih tergolong baik dengan rasio NPL gross sebesar 2,25 persen atau dibawah lima persen," ujar Mirza.

Sementara itu, dari sisi pendanaan, DPK secara tahunan tumbuh sebesar 9 persen. Meskipun tingkat pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,76 persen, pertumbuhan kredit yang jauh lebih tinggi mendorong peningkatan LDR sehingga mencapai 118,53 persen.

Dari aspek stabilitas harga, Mirza mengatakan, inflasi Triwulan III 2013 tercatat sebesar 8,0 persen "year on year", masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 8,4 persen.

Inflasi yang lebih rendah tersebut tidak terlepas dari peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID Provinsi Jambi.

"Saya mengapresiasi Pemprov Jambi yang memiliki komitmen kuat dan selalu bersinergi dengan BI Jambi untuk menciptakan tingkat inflasi yang rendah dan stabil melalui TPID, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk dengan terbentuknya empat TPID kabupaten/kota," ujarnya.

Kerja keras dan komitmen TPID Provinsi Jambi ini telah mendapat apresiasi dari Pokjanas TPID sebagai TPID nomor dua terbaik se-Sumatera. Ke depan, kerja sama yang baik ini perlu dipertahankan agar inflasi dapat tetap terkendali.

Mirza mengatakan, meski perekonomian Jambi saat ini masih bertumpu kepada sektor primer khususnya sektor perkebunan dan pertambangan, namun ada potensi pertumbuhan yang lebih baik di Jambi.

Adanya tiga proyek pembangunan di Provinsi Jambi yang didorong untuk masuk dalam program MP3EI seperti Pelabuhan Samudra di Ujung Jabung, perluasan Bandara Sultan Thaha dan pembangunan infrastruktur jalan, dapat membangkitkan potensi daerah Jambi lainnya. 

Pengembangan pelabuhan dapat mendorong potensi perikanan, dan jalur perdagangan laut. Sementara itu, pembangunan infrastruktur dan perluasan bandara juga merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan potensi pariwisata alam di Jambi serta mendorong terus berkembangnya industri pengolahan komoditas utama Jambi, seperti kelapa sawit dan karet.

Sektor swasta dan masyarakat juga diharapkan peran aktifnya di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan investasi, perluasan akses pembiayaan usaha, dan penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan untuk mengolah sumber daya alam yang berlimpah.

Pertumbuhan kredit investasi sebesar 76,92 persen "year on year", dengan alokasi utama di sektor pertanian yang pangsa pasarnya mencapai 50,64 persen, menyiratkan tingginya kebutuhan pembiayaan investasi di sektor perkebunan yang merupakan salah satu sektor andalan Jambi, demikian Deputi Gubernur Senior BI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement