Jumat 08 Nov 2013 08:10 WIB

DPRD Yogyakarta Desak Pelajar Dites Urine

Rep: Yulianingsih / Red: Djibril Muhammad
Tes urine (ilustrasi)
Foto: google
Tes urine (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meningkatnya kasus penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa dan pelajar di Yogyakarta membuat gerah anggota DPRD setempat.

Komisi D DPRD Kota Yogyakarta mendesak Badan Narkotika Kota (BNK) untuk melakukan tes urine secara berkala pada para pelajar di kota tersebut. Desakan ini mengemuka pada rapat koordinasi antara Komisi D DPRD setempat dengan BNK Yogya, Kamis (7/11).

"Di Yogya banyak pelajar dan mahasiswa dari luar daerah. Mereka ada potensi sebagai pintu masuk narkoba di sekolah," ujar anggota Komisi D, Fatchiyatul Fitri.

Menurut dia, selama ini BNK Yogya hanya melakukan sosialisasi saja terkait penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Namun upaya tes urine untuk mengetahui penyalahgunaan tersebut secara pasti hampir tidak pernah dilakukan.

Padahal langkah itu menurut dia, efektif untuk mengetahui secara pasti penyebaran penyalahgunaan narkoba tersebut.

Desakan serupa juga dilakukan Anggota Komisi D lainnya, Rifki Listianto. Menurut dia, maraknya perkelahian antar pelajar patut menjadi perhatian serius. Bisa jadi, penyalahgunaan narkoba di sekolah sebenarnya sudah marak namun terselubung.

"Jika perlu, BNNK mengusulkan pembelian alat tes urine. Kami selaku mitra kerja pasti akan mendukung," katanya.

Upaya tes urine ini ia mengatakan, bukan untuk menyudutkan para pelajar. Hal itu justru memberikan penyadaran agar warga usia pelajar secara aktif mampu menjauhi barang haram tersebut.

Menanggapi usulan itu, Kepala BNNK Yogyakarta, Sapto Hadi mengaku masih kesulitan untuk menggelar tes urine. Sebab, kewenangan tes urine masih berada di ranah BNNP atau tingkat provinsi.

Selain itu, keterbatasan personel di BNNK Yogyakarta juga menjadi kendala. Sejak dibentuk dua bulan lalu, belum ada upaya perekrutan tenaga operasional untuk menjalankan program.

Padahal, kegiatan tes urine perlu petugas tersendiri. "Itu masuk pertimbangan kami. Jika kami belum mampu, sewaktu-waktu bisa meminta bantuan BNNP DIY," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement