Kamis 07 Nov 2013 23:55 WIB

Kelola Sampah, Depok Kerja Sama dengan Jepang

Rep: Hannan Putra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tumpukan sampah (ilustrasi)
Foto: thehindu.com
Tumpukan sampah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Dalam hal pengelolaan sampah, tampaknya Indonesia perlu belajar banyak dari Jepang. Negara matahari terbit tersebut mampu mendaur ulang sampahnya hingga 80 persen. Sehingga sisanya 20 persen adalah benda-benda yang benar-benar tak bisa dipakai lagi.

Untuk itulah, Pemerintah Kota Depok dalam hal pengolahan sampah menjalin kerjasama dengan Jepang. Kerjasama ini melibatkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Badan Lingkungan Hidup (BLH), dan Bappeda Kota Depok. Kerjasama dijalin dengan Pemkot Osaki Jepang yang dianggap berpengalaman dalam hal pengolahan sampah selama lebih dari 15 tahun.

"Dengan sistem dan pengalaman kami yang sudah bertahun-tahun mengelola masalah persampahan, kami harapkan bisa bersama-sama mengurangi permasalahan sampah yang muncul di Kota Depok,” jelas Kepala Badan Perencanaan Kota Osaki Jepang Mr Tokurei dalam acara workshop yang diikuti seluruh Camat dan Lurah se-Kota Depok di Balaikota Depok, Kamis (7/11).

Mr Tokurei pun memaparkan beberapa teknik pengolahan sampah yang saat ini tengah berjalan di Jepang. Mulai dari pengklasifikasian sampah, pemilihan dan pemilahan sampah, hingga ke tahap daur ulang. Ia pun mengisahkan perjalanan panjang teknik pengolahan sampah di negrinya.

Orang Jepang dan Indonesia berbeda pandangan ketika melihat sampah. sampah bagi orang Indonesia adalah sesuatu yang tak terpakai dan dibuang. Sedangkan orang Jepang, sampah adalah sesuatu yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi, lantas baru dibuang.

Persoalan sampah di Kota Depok memang menjadi hal yang mengkhawatirkan. Tidak hanya karena kurangnya fasilitas kebersihan, buruknya perilaku warga dalam hal membuang sampah sembarangan pun menjadi penghalang kebersihan kota. Pemerintah ditutuntut bisa merubah mindset masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan tertib.

Mengenai pengklasifikasian sampah berupa sampah organik dan non-organik saja, masih banyak warga yang enggan. Padahal, hal tersebut merupakan langkah awal untuk memudahkan sistem daur ulang. kondisi TPA Kota Depok saat ini juga masih belum tersistem dengan baik. Semua jenis sampah membaur jadi satu.

Mulai dari sampah plastik, sampah rumah tangga, sampah pabrik, dan sampah lainnya. Padahal, setidaknya sampah-sampah tersebut masih bisa diolah kembali menjadi pupuk kompos. Demikian juga dengan sampah plastik yang bisa dijadikan bahan baku kreatifitas seni dan mempunyai nilai jual relatif tinggi.

Kerjasama yang dijalin dengan pemerintah Osaki Jepang tersebut berlangsung selama 3 tahun ke depan. Depok akan belajar dari Jepang bagaimana teknik pemilahan sampah hingga sampai ke Rukun Warga (RW). Dengan langkah itu, diharapkan sampah yang masuk ke TPA akan berkurang dan dapat di daur ulang menjadi barang-barang yang mempunyai nilai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement