Kamis 07 Nov 2013 10:04 WIB

Soetrisno Bachir: Tinggalkan Pemimpin Jahiliah

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Fernan Rahadi
Soetrisno Bachir
Foto: Republika
Soetrisno Bachir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum peringatan tahun baru 1435 Hijriah harus menjadi tonggak untuk melahirkan pemimpin baru yang berkarakter. Tidak hanya itu, pemimpin juga harus memiliki visi yang jelas, dan keberpihakan yang kuat kepada kesejahteraan rakyat.

“Momentum Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014 harus menjadi penanda hijrahnya bangsa Indonesia dari keterpurukan menuju masa depan yang cerah,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan KB PII, Soetrisno Bachir dalam Majelis Reboan di Jakarta pada Rabu (6/11) malam.

KB PII adalah perhimpunan yang mewadahi alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) yang banyak mewarnai sejarah umat Islam Indonesia sejak 1947. Perhimpunan KB PII didirikan pada 28 Mei 1998 di Masjid Istiqlal di Jakarta.

Menurut Soetrisno, para pemimpin bangsa, selama ini terlalu sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sehingga, kepentingan bangsa terpinggirkan. Demi memenangkan kepentingannya sendiri, kata dia, elite menjadi sibuk untuk saling intrik, menjegal, menyandera, dan bahkan saling menjatuhkan.

“Perilaku jahiliah banyak dipertontonkan oleh para pemimpin kita. Sehingga momentum hijrah ini harus menjadi rujukan untuk memilih pemimpin pada 2014,” ujar mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Aktivis ICMI, Marwah Daud Ibrahim menyatakan, semangat hijrah harus dilakukan secara totalitas. “Perubahan harus dilakukan secara struktural dan kultural, untuk memindahkan mindset kita menjadi bangsa yang maju," imbaunya.

Dengan pola pikir seperti itu, kata Marwah, hal itu bisa semakin menguatkan peran umat Islam untuk menjadi pionir perbaikan bangsa. "Sebagai mayoritas dari bangsa Indonesia, kita juga harus mengambil peran lebih banyak dalam kepemimpinan nasional,” tegas Marwah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement