Rabu 06 Nov 2013 18:11 WIB

Oknum Brimob Tembak Satpam, Kriminolog: Pelaku Ingin Merasa Dominan

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Heri Ruslan
 Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Penembakan yang dilakukan oknum Brimob berinisial W kepada satpam Baharuddin mengundang perhatian publik. Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendarto membenarkan tindakan ini menyalahi aturan.

''Jelas ini tindakan kriminal,'' kata dia, Rabu (6/11).

Yogo menjelaskan, namun harus dilihat apa yang menyebabkan pelaku menodongkan senjata ke warga sipil tersebut. Keterangan Polisi, oknum tersebut ingin menakut-nakuti satpam yang tidak menurut dengan perintahnya.

Perintahnya adalah menyuruh satpam tersebut 'push up' karena telah meninggalkan pos kerjanya untuk buang air kecil.

''Nah kita lihat di sini, ada yang ingin merasa dominan dengan menodongkan senjata,'' kata dia.

Oknum polisi tersebut ingin diakui dan dihormati bahwa ia adalah seorang anggota yang harus dipatuhi perintahnya. Apalagi ia adalah seorang pembinan dan pengawas satpam. Jadi, merupakan suatu penghinaan jika korban tidak menuruti keinginan pelaku untuk 'push up'.

Kedominanan tersebut disebabkan, oknum tersebut memiliki senjata. Keinginan akan pengakuan ini pun didukung dengan status oknum sebagai pembina.

Terkait statusnya sebagai pengawas satpam, Yogo menjelaskan, tidak seharusnya seorang polisi atau PNS memiliki kegiatan lain tanpa seijin kesatuannya. Lagipula, tugas polisi adalah fokus kepada pelayanan masyarakat bukan ikut sebagai pengawas satpam.

Tidak ada kepentingan kepolisian dalam bidang tersebut. ''Kan ada undang-undangnya juga,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement