Rabu 06 Nov 2013 16:19 WIB

Prof Peter Worsley: Bahasa Bali Warisan yang Sangat Tua

 Pemain kelompok seni khas Bali
Pemain kelompok seni khas Bali "Adi Merdangga Siwa Nataraja" beraksi jelang upacara penurunan bendera dalam rangka HUT RI ke-68 di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR --  Dosen Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Sidney Australia Prof Peter Worsley menegaskan, bahasa daerah Bali merupakan warisan bahasa yang sangat tua.

"Bahasa daerah yang tetap lestari hingga sekarang itu telah ada sejak satu milenium yang lalu, yang termuat pada sebuah prasasti yang dibuat pada abad IX atau awal abad X sesuai keputusan administratif yang diambil oleh raja-raja Bali saat itu," kata Prof Peter Worsley seperti yang ditirukan Nyoman Gunarsa, Rabu.

Nyoman Gunarsa merupakan menggagas Festival Internasional Bahasa Bali atau International Festival of Balinese Language (IFBL), Rabu.

Gunarsa, pendiri dan pemilik Museum Seni Lukis Klasik Bali di Semarapura, Kabupaten Klungkung menerima masukan dari para ahli bahasa di mancanegara, termasuk Prof Adrian Vickers.

Sejarah bahasa Bali sangat kaya dan beraneka ragam yang merupakan bahasa ibu penduduk Pulau Dewata telah digunakan baik secara lisan maupun tulis oleh masyarakat yang juga menggunakan bahasa Sanskerta maupun bahasa Jawa Kuno.

Bahasa Bali seperti bahasa daerah lainnya mempunyai peran yang sangat penting terhadap perkembangan bahasa Indonesia, bahasa pemersatu Nusantara.

Dengan demikian bahasa Bali merupakan kendaraan peradaban Bali, sarana bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya Bali telah diwariskan secara turun-temurun kepada generasi muda baik secara lisan maupun secara tulis.

Bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, dan bahasa Bali merupakan bahasa untuk menuntaskan kegiatan ritual sejak dulu dan seterus hingga sekarang.

Prof Peter Worsley yang lama tinggal di Bali dan melakukan sejumlah penelitian tentang tentang Bali termasuk bahasa Bali juga menekankan bahasa daerah Bali pernah digunakan untuk mempertahankan ajaran teologi Siwa-Budha serta bahasa para yogi.

Ketiganya merupakan bahasa yang digunakan untuk memaparkan tata bahasa, kamus dan bahasa untuk membahas karya sastra lisan dan bahasa untuk berlatih seni musik. "Selain itu juga digunakan oleh masyarakat Bali untuk menceritakan dan menuliskan kosmografi dan dunia yang mereka tempati," tutur Prof Peter Worsley.

Beberapa waktu lalu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memaparkan capaian realisasi investasi pada kuartal III tahun 2013 sebesar Rp. 100,5 triliun. Capaian itu tercatat sebagai rekor tertinggi dalam sejarah investasi di Indonesia. Untuk kali pertama realisasi investasi kuartal mampu menembus rekor baru dengan mencetak angka di atas Rp 100 triliun. Apabila dibandingkan antara kuartal III tahun 2013 dengan kuartal III tahun 2012 terjadi kenaikan 22,9 persen dimana saat itu investasi pada kuartal III tahun 2012 mencapai Rp. 81,8 triliun. 
 
Realisasi investasi dari Januari-September 2013 mencapai Rp. 293,3 triliun terdiri dari investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp. 94,1 triliun dan investasi penanaman modal asing (PMA) Rp. 199,2 triliun. Investasi PMDN mengalami peningkatan pesat dalam empat tahun terakhir. Tercatat pada kuartal III tahun 2013 investasi PMDN mencapai Rp. 33,5 triliun atau naik sebesar 32,9 persen dari kuartal III tahun 2012 sebesar Rp. 25,2 triliun. 
 
Realisasi investasi kuartal III tahun 2013 sebesar sebesar Rp. 100,5 triliun tersebut merupakan gambaran tidak terbantahkan dari kinerja positif perekonomian Indonesia. Hal itu sekaligus memupuskan keraguan yang sempat muncul akibat gejolak pasar modal dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sejak Juni lalu. 
 
Tidak dapat dimungkiri, pencapaian positif berupa rekor tertinggi investasi tersebut tidak dapat dilepaskan dari kinerja tim ekonomi kabinet. Dengan berbekal indikator pertumbuhan perekonomian nasional yang semakin positif Indonesia boleh berbangga diri dan menatap otimis masa depan ekonomi Indonesia. Kunci dari kemajuan ekonomi Indonesia saat ini tentu tidak dapat dilepaskan dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MPEI merupakan usaha pemerintah dalam rangka melakukan pemerataan pembangunan ekonomi di Indonesia. Dalam dokumen itu tergambar enam koridor pembangunan ekonomi. 
 
Namun, harus diingat bahwa ada empat hl yang harus diperhatikan guna menjaga mesin pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Pertama, iklim investasi harus selalu terjaga antara lain dengan mengurangi berbagai hambatan investasi, seperti pungutan liar. Kedua, menjaga sektor konsumsi. Hal ini berarti inflasi harus dikendalikan agar paritas daya beli masyarakat tetap kuat. Ketiga, pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi. Keempat, memperluas pasar domestik dengan tetap mengurangi defisit neraca perdagangan. 
 
Selain empat hal di atas penting juga untuk menjaga neraca perdagangan dimana volume impor harus dijaga. Untuk itu, pihak-pihak terkait masalah investasi harus mengambil peran optimal. Pengutamaan bahan baku dalam negeri merupakan salah satu cara untuk menjaga neraca perdagangan tidak terganggu.
 
 
Ahmad Husni
Mahasiswa Pasca Sarjana Univ. Jayabaya
- See more at: http://hatta-rajasa.info/read/2284/mensyukuri-rekor-investasi#sthash.0QivpFyx.dpuf

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement