REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sebanyak 500 kepala keluarga (KK) lanjut usia (KK) di Kabupaten Purwakarta akan mendapatkan pendidikan mengenai Pemilu 2014 mendatang. Pasalnya, selama ini kalangan lansia ini kurang teperhatikan oleh pihak terkait, terutama dari aspek terpenuhi hak-hak politiknya.
Dadang Sudarja, Koordinator Program untuk Pendidikan Pemilih Kaum Lansia dan Marjinal B-Trust Bandung, mengatakan Pemilu 2009 lalu telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 14 triliun.
Akan tetapi, tingkat partisipasi golongan putih (Golput) cukup tinggi. Jumlahnya mencapai 39,1 persen dari 171 juta hak suara masyarakat. Dengan begitu, banyak kalangan yang tidak bisa atau dengan sengaja tidak menyalurkan hak suaranya pada Pemilu.
"Sepertinya, yang tidak bisa menyalurkan hak suara karena satu dan lain hal yaitu kalangan lansia dan difabel," ujar Dadang saat sosialisasi pendidikan Pemilu untuk lansia di Purwakarta.
Karena itu, pada Pemilu 2014 mendatang pihaknya berupaya untuk menjangkau lapisan kaum termarjinalkan tersebut.
Salah satunya dengan merekrut fasilitator untuk memberikan sosialisasi, pendidikan serta pendampingan pada kaum lansia serta difabel tersebut. Supaya, saat hari H-nya nanti, mereka bisa berkontribusi untuk memberikan hak politiknya.
Dadang mengaku ada dua juta jiwa dari kelompok yang termarjinalkan ini yang akan memberikan kontribusi signifikan pada Pemilu 2014 mendatang. Dengan begitu, diharapkan pada Pemilu selanjutnya angka golput bisa diminimalisasi.