Senin 04 Nov 2013 18:47 WIB

Dirut KCJ Jamin Kereta Bekas dari Jepang Bukan Rongsokan

Rep: Satya Festiani/ Red: Heri Ruslan
Kartu Commuter line
Foto: blogspot.com
Kartu Commuter line

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodebatek (PT KCJ) mendatangkan 30 unit KRL JR seri 205 bekas dari Jepang.

Senamyak 30 unit KRL tersebut adalah bagian program penambahan armada sebanyak 180 unit KRL di 2013. Meskipun bekas, Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, meyakinkan kereta tersebut bukan rongsokan.

"Seri 205 itu baru berhenti beroperasi dua minggu lalu di Jepang. Langsung kita angkut. Jadi ini bukan barang rongsokan," ujar Tri Handoyo dalam konferensi pers di Kantor PT KCJ, Senin (4/11). Seri 205 tergolong seri lama. Kereta jenis ini telah beroperasi selama 20 tahun di Jepang.

Kendati demikian, Tri mengatakan Jepang memelihara keretanya dengan baik sehingga untuk saat ini kereta tersebut menjadi kereta terbaik yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, dengan perawatan yang baik, kereta tersebut dapat bertahan hingga 15-20 tahun ke depan. "Kita akan pelihara secara baik," ujar dia.

Seri 205 ini juga diklaim bisa mengangkut banyak penumpang karena kursinya dapat dilipat. "Jadi kalau pagi-pagi ketika penuh, kursinya bisa dilipat sehingga penumpang berdiri semua," ujar dia. Namun, kursi di gerbong wanita rencananya tidak akan dilipat karena untuk memfasilitasi ibu hamil.

Sejak 2009 hingga 2012, PT KCJ telah melakukan pengadaan armada sebanyak 308 unit. Dengan penambahan 30 unit KRL, total armada KRL AC yang telah dibeli PT KCJ menjadi 338 unit. Program pengadaan armada dilakukan dengan target 160 unit setiap tahun hingga akhir 2019 untuk mendukung program pemerintah yang menargetkan KRL dapat mengangkut 1,2 juta penumpang per hari pada 2019.

Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan banyak kereta. Sayangnya, kereta bekas hanya bisa didapat dari Jepang karena hanya kereta Jepang yang memiliki lebar track sama dengan Indonesia. "Yang cocok itu di Jepang, New Zealand sama Afrika. Afrika saja butuh dari Jepang," ujar dia.

Ia mengatakan, PT KCJ bisa saja membeli kereta baru dari Eropa dan Cina. Namun, kereta tersebut harganya mahal. "Harganya bisa 12 kali lipat dari kereta lama. Jadi kita beli yang murah supaya masuk ke ongkos tiket 9000 Jakarta-Bogor," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement