REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tahun baru Islam, 1 Muharram 1435 Hijriah, adalah momen tepat bagi segenap kaum Muslim untuk memperbaiki diri dan hijrah menuju kebaikan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Sewajarnya 1 Muharram menjadi momentum evaluasi diri untuk hijrah menuju kebaikan," Ujar Ketua MUI DKI Jakarta, KH. Hamdan Rasyid, kepada Antara, Minggu.
Satu Muharram, yang tahun ini jatuh pada Selasa, 5 November 2013, merupakan bulan pertama dalam kalender Islam yang menandai pergantian tahun Hijriah. Momen ini menjadi penting karena Nabi Muhammad mendapatkan keberhasilan dalam dakwahnya pada bulan Muharram, jelasnya.
Muharram berasal dari kata yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'diharamkan' atau 'dipantang' yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Makna tersebut menandakan bahwa bulan Muharram akan menjadi bulan yang damai bagi seluruh umat.
Momen tahun baru Islam merupakan sarana untuk memperkokoh ukhuwah Islamiah (persaudaraan) sehingga dapat menghindari perpecahan dan perbedaan pemahaman sesama umat Islam.
Kedatangan bulan Muharram juga menandai kebahagiaan bagi kaum dhuafa. Pada bulan ini umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak sedekah dan menyantuni anak yatim.
Nabi Muhammad yang melakukan hijrah dari satu tempat ke tempat lain yakni dari Mekkah ke Madinah dalam menyebarkan kebaikan menjadikan momen ini titik balik kaum Muslim untuk selalu hijrah kepada kebaikan, kata Hamdan.
Satu Muharram hendaknya tidak diperingati seperti tahun baru masehi yang banyak berpesta, melainkan diperingati dengan kegiatan yang mengedukasi masalah agama, membangun diri menjadi lebih baik, serta berbagi pada sesama.
Umat muslim juga disunahkan untuk berpuasa pada 1 Muharram sebagai bentuk pensucian diri menyambut tahun yang baru.
Kh. Hamdan Rasyid menambahkan bahwa tahun baru Islam sebaiknya diisi dengan bermuhasabah dan banyak istiqfar, "agar catatan kita di awal tahun dimulai dengan amalan baik."
Menegakkan kebenaran dan memberantas kebathilan adalah spirit utama peringatan 1 Muharram. Kemenangan melawan kebathilan tidak pernah terwujud tanpa usaha serius dari manusia.
Oleh karena itu, peringatan tahun baru Islam harus dijadikan momentum evaluasi diri dan menegakan kebenaran yang diawali dari diri sendiri.