Sabtu 02 Nov 2013 11:19 WIB

KBRI Beri Bantuan WNI/ TKI Korban Banjir Lumpur Malaysia

Rep: Karman/ Red: Julkifli Marbun
KBRI Bern (ilustrasi)
Foto: www.facebook.com
KBRI Bern (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada tanggal 27 Oktober 2013 lalu, KBRI Kuala Lumpur menjelaskan telah mengadakan kunjungan dan memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari kepada para WNI/TKI yang menjadi korban selamat dari tragedi banjir lumpur di Lembah Bertam Cameron Highland, Pahang yang terjadi pada tanggal 24 Oktober 2013 dini hari.

Bencana yang disebabkan tingginya curah hujan itu mengakibatkan kerusakan sebanyak 80 rumah, termasuk diantaranya 29 keluarga WNI yang menjadi korban dan turut mengungsi akibat rusaknya pemukiman mereka.

Akibat bencana ini juga ditemukan 3 korban diantaranya merupakan WNI yang bekerja di ladang yaitu Kasmu dan Jarwati, asal Lamongan, Jawa Timur.

Jenazah Kasmu ditemukan beberapa jam setelah kejadian oleh Tim SAR yang berjumlah sekitar 300 orang dari berbagai instansi termasuk tentara dan Jabatan Pertahanan Awan. Jenazah almarhum Jarwati ditemukan sekitar 2 km dari lokasi bencana sekitar tanggal 29 Oktober 2013.

"KBRI Kuala Lumpur telah menguruskan seluruh dokumen yang diperlukan dan jenazah kedua korban telah diterbangkan ke Indonesia dengan pendampingan keluarga yaitu pada tanggal 25 Oktober 2013 (Alm.Kasmu) dan 30 Oktober 2013 (Alm.Jarwati)," kata sebuah pernyataan dari keterangan resmi KBRI Kuala Lumpur yang diterima ROL, Jumat (1/11).

Selain itu, KBRI Kuala Lumpur menjalskan pihaknya telah meminta perusahaan yang memperkerjakan almarhumah untuk dapat segera menguruskan asuransi kematian dan pemberian santunan kepada keluarga almarhumah mengingat mereka adalah pekerja WNI yang ditanggung asuransi.

Tragedi banjir lumpur di Cameron Highland ini terjadi akibat dibukanya pintu air Empangan Sultan Abu Bakar milik perusahaan listrik Negara Malaysia, Tenaga Nasional Berhad (TNB), yang hampir meluap akibat hujan turun terus menerus pada hari kejadian.

Penyelidikan terhadap bencana ini masih terus dilakukan oleh pihak berwenang Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement