Sabtu 02 Nov 2013 00:50 WIB

Surabaya Punya Museum Kanker

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi kanker paru
Foto: Antara
Ilustrasi kanker paru

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Kota Surabaya menjadi lokasi dibangunnya museum kanker pertama di Indonesia. Museum yang bakal menjadi sarana edukasi ini resmi dibuka Kamis (31/10) kemarin.

Pembina Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) Ananto Sidohutomo mengklaim, bangunan yang terletak di Jalan Kayun itu merupakan meseum pertama di Indonesia yang didirikan sebagai fasilitas edukasi kanker. Terdapat, 30 koleksi jaringan tubuh manusia yang berpotensi terserang penyakit tersebut.

“Biar masyarakat tahu, dan bisa melakukan pencegahan,” kata Ananto pada wartawan usai meresmikan museum itu.

Masing-masing organ yang terserang kanker ini disimpan dalam toples kaca berisi cairan formalin sehingga bisa disimpan dan tidak menimbulkan bau. Sebab, potongan organ tersebut merupakan sel asli manusia yang terserang kangker dan telah dioperasi.

Dia menambahkan, museum yang bertempat di kantor Yayasan Wisnu Wardhana ini juga memberikan refrensi terhadap budaya kangker. Menurut dia,  di sana dijelaskan, bagaimana tata cara melawan atau hidup bersahabat dengan penyakit mematikan tersebut.

“Saya juga merencanakan untuk memberikan informasi bagaimana aroma serta harum nanah kanker,” ujar dia.

Dokter spesialis kanker, Jetty Purwaningtyas menambahkan, seringkali penderita kanker baru memeriksakan diri setelah memasuki stadium akhir. Kesadaran di tengah masyarakat tentang bahaya kanker ini kemudian perlu diwujudkan ke dalam format yang berbeda dari sekadar penyuluhan

“Kami berharap, dengan adanya museum kanker, masyarakat menjadi lebih waspada dan tidak menganggap remeh,” kata Jetty.

Museum Kanker Indonesia ini secara resmi akan dibuka untuk umum pada 2 November mendatang.  Selain bisa melihat koleksi contoh kanker yang mengerikan, pengunjung dapat meminta bantuan untuk mengetahui bagaimana caranya mendeteksi kanker secara dini.

Dokter spesialis anatomi, Eti Harikriswati menambahkan, koleksi jaringan kangker ini akan terus ditambah. Dia menjelaskan, ada 100 jenis kangker yang ada sehingga perlu adanya informasi lain mengenai sel kanker yang belum teridentifikasi di museum ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement