Jumat 01 Nov 2013 23:14 WIB

'Tour de Ijen' Tanpa Bantuan APBN

Politeknik Banyuwangi
Foto: kemendiknas
Politeknik Banyuwangi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penyelenggaraan lomba balap sepeda bertaraf internasional "Tour de Ijen 2013" murni diprakarsai dan didanai daerah tanpa mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat atau APBN.

Saat konferensi pers pelaksanaan Tour de Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat petang, Abdullah Azwar Anas berharap kegiatan balap sepeda yang dipadukan dengan pariwisata ini bisa menjadi model bagi daerah lain untuk menggelar even yang sama.

"Kalau balapan Tour de Singkarak mendapatkan bantuan dari APBN sekitar Rp16 miliar, Tour de Ijen yang sudah memasuki tahun kedua murni didanai APBD dan dukungan sponsorship," katanya didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Edmond JT Simorangkir.

Lomba Tour de Ijen 2013 diikuti sebanyak 14 tim mancanegara dan enam tim lokal dengan menempuh jarak sejauh 606,5 kilometer yang terbagi dalam empat etape atau satu etape lebih banyak dibanding tahun lalu.

Menurut bupati, kegiatan ini tidak semata-mata untuk memperkenalkan potensi pariwisata Banyuwangi ke dunia internasional, tetapi juga bertujuan membangkitkan spirit dan kebanggaan masyarakat daerahnya.

"Saat penyelenggaraan tahun lalu, masyarakat Banyuwangi memberikan sambutan antusias dengan berdiri di pinggir jalan pada sepanjang rute lomba yang dilalui pebalap. Mereka bangga wilayahnya dilewati para pebalap asing," tambah Anas.

Selain itu, lomba balap sepeda ini juga merupakan bagian dari konsolidasi perbaikan infrastruktur jalan di wilayah Banyuwangi.

"Kami pastikan infrastruktur jalan untuk perlombaan sepanjang 606,5 kilometer sudah mulus tanpa lubang. Kami juga sudah mengumpulkan unsur Babinkamtibmas di seluruh kecamatan hingga desa untuk ikut membantu mengamankan jalannya lomba hingga selesai," kata bupati.

Ketua Umum PB ISSI Edmond JT Simorangkir menambahkan Tour de Ijen merupakan kalender balapan terakhir yang digelar di Indonesia, setelah beberapa agenda lomba lain, seperti Tour de Singkarak, Tour de Siak, dan Tour de East Java.

Ia memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan balapan Grade 2.2 kalender Organisasi Balap Sepeda Internasional (UCI) tersebut, karena diikuti banyak tim mancanegara, termasuk tim kontinental dari Asia dan Eropa.

"Baru tahun kedua gaungnya sudah menggetarkan, saya yakin tahun depan akan lebih baik lagi. Bahkan, kalau bisa grade-nya dinaikkan menjadi 2.1, tetapi dengan lebih banyak melibatkan tim-tim lokal (Indonesia)," ujarnya.

Selain itu, Edmond juga berharap Tour de Ijen bisa menjadi salah satu ikon balap sepeda di Indonesia, terutama Jatim, meskipun ada balapan lain yang sudah lebih dulu digelar, yakni Tour de East Java.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement