Jumat 01 Nov 2013 16:46 WIB

SBY Kembali Kritik Pers Karena Tak Mendidik Demokrasi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu/mes/13.
Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengkritik keberadaan media massa. Ia mengatakan, pers memiliki kekurangan di balik andil besar dalam demokrasi.

Yakni tidak ikut mengedepankan proses mendidik dalam demokrasi. "Yang kurang adalah peran pers dalam hal pendidikan. Pendidikan dalam demokrasi," katanya di Istana Negara, Jumat (1/11). 

Menurutnya, pers masih mengutamakan fungsi kontrol dan mengkritisi ketimbang mendidik. Meski pun fungsi kontrol dalam demokrasi itu bagus dan diperlukan dalam kehidupan berdemokrasi. 

"Kalau saya boleh menilai, media massa kita ini memberi andil yang besar terhadap fungsi kontrol mengontrol penguasa, mengontrol pemerintah dan itu bagus. Pers yang tidak menjalankan fungsi kontrolnya tentu kehilangan momentum," katanya. 

Ia mengatakan, dari semua media massa yang ada, televisi memiliki peran yang paling signifikan untuk mengubah pola pikir masyarakat. 

Ia pun berpesan agar pers tetap seimbang. Caranya, menjalankan fungsi mengontrol dan mengawasi dengan fungsi pendidikan dalam keteraturan, konstitusionalitas dan tegaknya rule of law. "Demokrasi tanpa tegaknya rule of law akan berbahaya," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement