Kamis 31 Oct 2013 20:08 WIB

Diminta Periksa SBY dan Ibas Soal Hambalang, Ini Jawaban KPK

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Johan Budi
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Johan Budi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu loyalis Anas Urbaningrum, Tri Dianto meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya, Edhie 'Ibas' Baskoro Yudhoyono terkait kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010.

Kasus yang sedang didalami penyidik ini terkait dengan aliran dana kasus dugaan suap proyek Hambalang dimana Anas dan beberapa petinggi Partai Demokrat sudah ditetapkan menjadi tersangka. Hanya, KPK berkelit belum ada penjadwalan pemeriksaan terhadap SBY dan Ibas karena belum dianggap terkait dengan kasus tersebut.

"Sampai saat ini tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan itu. Apakah perlu Ketua Umum (SBY) bertanggungjawab atas kongres? Ini kan nggak ada kaitannya sama pelaksanaan kongres," kata juru bicara KPK, Johan Budi SP dalam jumpa pers di gedung KPK, Jakarta, Kamis (31/10).

Johan mengatakan, Tri Dianto akhirnya memenuhi panggilan penyidik KPK setelah surat panggilannya dikirimkan ke rumah satu istrinya, tidak ke tiga istrinya. Mengenai pernyataan tersebut, ujarnya, Tri bisa menyampaikannya kepada tim penyidik dalam pemeriksaan.

Menurutnya keterangan Tri akan menjadi pertimbangan atau bahan tambahan bagi penyidik. Saat ditanya soal kongres Demokrat, ia berkelit yang disidik penyidik mengenai dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya untuk tersangka Anas Urbaningrum.

"Silakan saja itu disampaikan ke penyidik. Kalau menurut penyidik berkaitan dengan yang sedang disidik KPK tentu akan dilakukan validasi lebih lanjut," jelas Johan.

Tri Dianto diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Anas Urbaningrum dan dimulai pada pukul 10.00 WIB. Namun hingga berita ini diturunkan, Tri belum juga selesai diperiksa penyidik dan masih berada di dalam gedung KPK.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement