REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali mencatat total investasi yang masuk ke Pulau Dewata hingga triwulan III/2013 sebanyak Rp28,78 triliun yang didominasi oleh investasi pada sektor pariwisata dan infrastruktur.
"Dengan investasi sebesar itu, kami harapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali semakin tinggi. Tahun ini ditargetkan pertumbuhan ekonomi Bali dapat mencapai angka 6,7 persen," kata Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Bali Gede Suarjana, di Denpasar, Kamis.
Ia mengemukan dari total Rp28,78 triliun investasi yang masuk itu berasal dari kalangan swasta (Rp16,65 triliun), penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri (Rp6 triliun) serta dari pemerintah (Rp6,13 triliun).
"Investasi pemerintah sebesar Rp6,13 triliun yang dimaksudkan itu dapat dilihat dari belanja modal yakni dari APBN (Rp3,32 triliun), APBD Provinsi (Rp719 miliar) dan kabupaten/kota sebesar Rp2,08 triliun. Sedangkan investasi swasta dilihat dari jumlah kredit investasi," ucapnya usai memaparkan hasil evaluasi program pembangunan Pemprov Bali hingga triwulan III/2013 itu.
Investasi pada sektor pariwisata dan infrastruktur, ujar dia, mencapai 60 persen dari total investasi yang masuk.
Hanya sebagian kecil saja investasi yang diarahkan untuk sektor pertanian dalam arti luas yakni menyasar bidang peternakan dan perikanan.
"Investasi pada sektor perikanan itu diantaranya penyediaan kapal penangkapan dengan kapasitas yang cukup besar untuk motivasi nelayan dan memberi manfaat ganda peningkatan hasil produksi," katanya.
Suarjana tidak memungkiri meskipun pertanian menjadi prioritas utama pembangunan Bali, namun investor lebih tertarik kepada sektor pariwisata sehingga sektor pertanian menjadi tergeser.
"Ke depan, langkah yang perlu dilakukan untuk menggairahkan sektor pertanian adalah dengan membuat infrastruktur pertanian, penyiapan teknologi pertanian serta memasarkan hasil pertanian," kata Suarjana.