Selasa 29 Oct 2013 15:19 WIB

Pekerja Batam Berkeras Tuntut UMK Rp 3,4 Juta

Pelabuhan Industri di Batam (ilustrasi)
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Pelabuhan Industri di Batam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Meskipun angka Kebutuhan Hidup Layak sudah ditetapkan Dewan Pengupahan sebesar Rp2.172.973, namun pekerja Kota Batam Kepulauan Riau tetap menuntut Upah Minimum Kota 2014 sebesar Rp 3.411.000.

"Berapa pun KHL-nya, UMK tetap Rp 3 juta," kata anggota Dewan Pengupahan Batam perwakilan Serikat Pekerja Metal Indonesia, Mustofa di Batam, Selasa (29/10).

Ia mengatakan SPMI memiliki rumusan sendiri sehingga muncul angka UMK 2014 sebesar Rp3.411.000 yang akan diperjuangkan seluruh pekerja.

SPMI beralasan, KHL Rp2.172.973 itu hanya terdiri dari 60 komponen KHL, padahal tuntutan pekerja KHL harus terdiri dari 84 komponen. "Artinya ada 24 komponen yang tidak dihitung, dan itu tetap dimasukan dalam UMK," kata dia.

Selain itu, pekerja juga memperhitungkan empat indikator lain, di antaranya kinerja pekerja dan pertumbuhan ekonomi sehingga muncul angka UMK Rp3.411.000.

Ia mengajak seluruh pekerja memperjuangkan UMK di atas Rp 3 juta. Mereka pun mengancam akan melakukan mogok nasional jika tuntutannya tidak dikabulkan.

"Mari sukseskan mogok nasional, seluruh buruh Batam. Kami perjuangkan ini untuk semua buruh," kata dia.

Sementara itu, anggota dewan pengupahan dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia T Afka mengatakan angka KHL bukan angka populis. Alasan itu UMK tetap diperjuangkan di atas KHL.

SPMI memiliki perhitungan sendiri atas UMK yang dikaji dewan pengupahan, antara lain memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, produktifitas pekerja, proyeksi inflasi 2013 dan 2014, presentasi kenaikan KHL 2013 serta selisih komponen KHL yang belum dimasukan.

"Jadi kira-kira naik sekitar 11 persen," kata dia. Namun, ia enggan memastikan nominal UMK yang dituntut SPMI.

Dalam mengawal rapat pembahasan UMK, SPMI dan SPSI melakukan aksi terpisah. Ribuan aktivis SPMI berunjukrasa di halaman Kantor Pemkot Batam sedang SPSI di DPRD Batam.

Wali Kota Batam dalam kesempatan terpisah mengharapkan pekerja dan pengusaha menemukan titik temu dalam pembahasan KHL dan UMK untuk menghindari unjuk rasa berkepanjangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement