Senin 28 Oct 2013 20:07 WIB

Petani Diimbau Percepat Musim Tanam

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Julkifli Marbun
 Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Sejak sepekan terakhir, hujan mulai turun di berbagai daerah di Kabupaten Indramayu. Karenanya, para petani diimbau untuk segera memulai musim tanam rendeng 2013/2014.

"Percepatan pola tanam harus dilakukan untuk menghindari kekeringan pada musim tanam gadu tahun depan," kata Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, kepada Republika, Senin (28/10).

Menurut Sutatang, imbauan percepatan tanam musim rendeng disampaikan kepada seluruh camat di Kabupaten Indramayu. Setelah itu, imbauan tersebut diteruskan kepada seluruh kepala desa untuk disampaikan kepada petani di daerahnya masing-masing.

Sutatang mengakui, curah hujan saat ini memang masih belum tinggi. Namun, khusus untuk daerah-daerah yang masuk layanan irigasi, air irigasi sudah mulai mengalir. Hal itu seperti yang terjadi pada daerah irigasi golongan I, seperti misalnya Kecamatan Kertasemaya, Sukagumiwang, dan Bangodua.

Selain itu, untuk daerah irigasi golongan II, air irigasi akan mengalir pada 1 November mendatang. Karenanya, pada 15 November, daerah irigasi golongan II diharapkan sudah mulai persemaian. Adapun daerah-daerahnya, di antaranya Kecamatan Sliyeg, Jatibarang, Lelea dan Losarang.

Sutatang mengatakan, para petani diharapkan sudah melakukan penanaman padi sebelum Januari 2014. Pasalnya, jika tanam baru dilakukan Januari, maka panen akan terjadi pada April. Akibatnya, musim tanam gadu akan terlambat dan baru akan panen pada September 2014.

"Nanti tanaman padi di musim gadu bisa tertancam kekeringan," terang Sutatang.

Salah seorang petani di Kecamatan Kertasemaya, Tawa, menjelaskan, saat ini sudah bersiap melakukan persemaian. Dia mengatakan, lahan pertaniannya sudah cukup basah.

Terpisah, Forecaster Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka Ahmad Faa Iziyn, menjelaskan, musim kemarau di wilayah Cirebon telah melewati masa puncaknya pada September – (pertengahan) Oktober lalu. Sedangkan pada akhir Oktober-awal November, berlangsung musim pancaroba dari kemarau ke penghujan.

"Sekarang sudah memasuki pancaroba, jadi ada panas dan ada hujan," kata Faa Iziyn. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement