Senin 28 Oct 2013 16:43 WIB

PDIP: Prabowo Presiden, Indonesia Akan Jadi Negara Boneka AS

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Prabowo Subianto
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen PDI Perjuangan, Achmad Basarah mengkritik Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto. Menurutnya sikap Prabowo yang  setuju nilai barat dan demokrasi liberal telah mengkhianati cita-cita Bung Karno serta para pendiri bangsa. 

"Indonesia harus berkiblat ke Barat adalah gagasan dan niat politik yang mengkhianati cita-cita Bung Karno dan para pendiri bangsa lainnya," kata Basarah dalam pesan singkat kepada Republika, Senin (28/10).

Karenanya, ia mengaku khawatir jika Prabowo menjadi presiden. Karena bukan tak mungkin Prabowo menjadikan Indonesia sebagai negara boneka Amerika. "Saya khawatir jika dia menjadi Presiden RI, Indonesia bisa saja dibuat menjadi negara boneka Amerika dan dijadikan sebagai salah satu provinsi Amerika dan dia akan menempatkan diri sebagai gubernur jenderalnya," katanya

Basarah terkejut membaca pengakuan terbuka Prabowo di salah satu media massa nasional tentang cita-cita politiknya. Basarah mengatakan Prabowo yang selalu mendengungkan ajaran dan acap berpenampilan ala Bung Karno, malah memiliki cita-cita politik yang bertentangan. 

"Saya kaget karena selama ini Prabowo dalam kapasitasnya sebagai capres sering mengagungkan cita-cita nasionalisme Bung Karno. Bahkan dia acapkali berpenampilan dengan pakaian atau uniform yang sering digunakan Bung Karno," ujarnya.

Cita-cita Prabowo menjadikan Barat sebagai kiblat politik bertentangan dengan ajaran Trisakti Bung Karno. Basarah mengatakan Trisakti mengajarkan untuk berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi serta berkepribadian yang berkebudayaan Indonesia. 

"Jika Indonesia berkiblat ke Barat jelas bangsa kita tidak mungkin dapat menerapkan Trisakti Bung Karno tersebut. Karena Barat selalu ingin menjadikan negara berkembang seperti Indonesia sebagai objek ekslpoitasi untuk kepentingan ekonomi dan politik luar negeri mereka," papar Basarah.

Basarah mengatakan Bung Karno sangat kritis terhadap kapitalisme yang menjadi akar dari imperialisme. Bahkan, menilai Amerika sebagai simbol kapitalisme dunia. Nilai-nilai liberalisme dan kapitalisme yang dianut Amerika dan negara barat lainnya tidak sesuai dengan nilai dan kepribadian bangsa Indonesia yang dirangkum dalam ideologi Pancasila. 

"Pancasila sendiri oleh Bung Karno dikatakan sebagai nilai-nilai yang digali dari saripatinya nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia. Oleh karenanya kiblat Indonesia bukan ke Barat atau pun ke Timur. Tetapi kepada jati diri dan kepribadian bangsa kita sendiri," ujar Basarah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement