Senin 28 Oct 2013 12:51 WIB

Aher: Sumpah Pemuda Perekat Perbedaan Indonesia

Ahmad Heryawan (Aher)
Foto: Antara
Ahmad Heryawan (Aher)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan berpendapat, Hari Sumpah Pemuda ke-85, yang diperingati hari ini, sebuah kesadaran kuat membangun perekat dari perbedaan.

"Sebelum Sumpah Pemuda masing-masing kelompok berjuang sendiri-sendiri dan tentu tidak kuat," kata Ahmad Heryawan yang sedang disibukkan merintis peningkatan kerja sama ekonomi dengan Provinsi Istanbul, Turki.

Dalam siaran persnya, Senin (28/10), Aher, begitu ia biasa disapa, mengatakan, Sumpah Pemuda juga pengorbanan untuk menanggalkan kepentingan sempit kelompok demi untuk meraih kemerdekaan.

"Sumpah Pemuda harus jadi inspirasi bagi bangsa kita saat ini untuk kembali menjadi perekat kebangsaan demi kemajuan. Bangsa kita harus segera menanggalkan kepentingan kelompok, etnis, partai demi kemajuan yang lebih besar yaitu hadirnya Indonesia yang maju atau Great Indonesia," katanya.

Hari Sumpah Pemuda ke-85 yang diperingati setiap 28 Oktober, lanjut Heryawan, sudah sepatutnya mendorong kita untuk kembali merenungkan hakikat momentum bersejarah itu.

Aher mengutarakan, peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 wujud komitmen kaum muda Indonesia membangun kebersamaan dan mengokohkan persatuan demi kemerdekaan.

Sumpah yang dicetuskan para pemuda saat itu, kata Aher, membangun kesadaran Indonesia yang satu kesatuan, bukan kekuatan tercerai-berai atas berbagai perbedaan etnis, agama, dalam latar belakang lain.

Saat ini, kata Heryawan, Sumpah Pemuda seharusnya membangun kesadaran seluruh elemen bangsa untuk menanggalkan kepentingan sempit kelompok.

"Dengan demikian kita semua dapat mengisi kemerdekaan, menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat banyak," ujarnya.

Ia berkata, salah satu tantangan Indonesia ke depan yakni menyatukan seluruh kekuatan anak bangsa.

Caranya, kepentingan kelompok, etnis, partai, dan lainnya yang biasanya bersifat jangka pendek diredam bila berhadapan dengan tuntutan kemajuan bangsa.

"Kita berharap ke depan tidak ada lagi anak bangsa yang saling melumpuhkan, tetapi justru saling menguatkan, untuk Indonesia Raya," tutup politikus PKS ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement