Sabtu 26 Oct 2013 18:40 WIB

Jokowi Ungkap Alasannya Senang Blusukan

Rep: Yulianingsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengakui jika gaya kepemimpinanya yang senantiasa blusukan ke kampung-kampung sangat dipengaruhi iklim Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat ia menimba ilmu.

Menurutnya, saat kuliah di UGM pada medio 1980-an, nuansa UGM sebagai kampus kerakyatan sangat terasa. "Saat itu orang hanya bersepeda, berjalan kaki, ada juga naik sepeda motor tapi sangat jarang mobil, sehingga atmosfir kerakyatan terasa. Saat ini mobil sudah banyak," katanya di hadapan ratusan alumni Fakultas Kehutanan pada HUT ke-50 alumni fakultas tersebut di UGM, Yogyakarta, Sabtu (26/10).

Jokowi menyebut, lingkungan saat belajar tersebut sangat mempengaruhi atmosfir seseorang. "Rasa kerakyatan saat kuliah terasa, sehingga saat jadi wali kota dan gubernur saya inginnya menguasai masalah. Sehingga 90 persen waktu saya di jalan, saya ingin mendengar persoalan rakyat itu apa," ujarnya.

Pria asal Solo itu mencontohkan, munculnya Kartu Jakarta Sehat, itu juga hasil blusukan ke masyarakat. Jokowi berujar, saat masuk Jakarta, dia menemukan banyak masyarakat tergeletak tidak bisa masuk rumah sakit. Namun, setelah dikeluarkan KJS, 510 ribu masyarakat langsung lari ke rumah sakit.

Akibatnya, kamar rumah sakit tidak cukup. "Ini pernah menjadi masalah sampai saya mau di 'impeachment' dewan, saya bilang silahkan saja," katanya.

Pun dengan Kartu Jakarta Pintar yang diakuinya juga keluar dari hasil dia blusukan ke kampung-kampung di Jakarta. Saat ini, masih kata Jokowi, ada 381 ribu anak sekolah yang sudah memiliki KJP dan 2,9 juta KJS juga sudah dibagikan.

"Dulunya ada anggaran kesehatan itu cuma tidak dibangun sistemnya. Rakyat tidak bisa mengakses. Jadi yang pentng itu bagaimana operasionalnya," tutup Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement