Jumat 25 Oct 2013 23:40 WIB

Pemda DKI Abaikan Masjid Sementara Sekitar Rusun Jatinegara

Pembongkaran Masjid Baitul Arif di jalan raya Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
Foto: Imas Damayanti
Pembongkaran Masjid Baitul Arif di jalan raya Jatinegara Barat, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat mengeluhkan belum ada bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penggantian masjid sementara, pengganti Masjid Baitul Arif yang rencananya akan dibongkar untuk pembangunan Rumah Susun Jatinegara.

Ketua RW 01 Kelurahan Balimester, Jatinegara Muhammad Haris mengatakan, sejak ada informasi dadakan, lokasi bekas gedung teknik Pekerjaan Umum akan dibangun Rusun Jatinegara, dan gedung dibongkar serta Pemda DKI menjanjikan masjid sementara, hingga kini belum ada bantuan di masjid sementara.

Untuk mengantisipasi perpindahan jamaah, ia menjelaskan, pihak RW mengantisipasi dua lokasi masjid pengganti. Yakni satu masjid sementara di wilayah RT 08 disini, dan satu lagi di RS Hermina.

"Masjid sementara yang menjadi satu dengan RS Hermina digunakan untuk sholat Jumat, sedangkan yang di RT 08 digunakan untuk shalat lima waktu," ujarnya kepada Republika, Jumat (25/10).

Ia mengungkapkan, sebenarnya sejak ada penolakan warga sebelumnya, Pemda DKI telah memutuskan tidak akan membongkar Masjid Baitul Arif yang satu komplek dengan pembangunan Rusun Jatinegara. Pemda, kata dia, khawatir ada konflik antara warga dengan Pemda DKI, karenanya hingga kini, masjid tidak jadi dibongkar.

Sayangnya, masyarakat juga tidak bisa menggunakan masjid itu, karena sejak pengerukan tanah Rusun Jatinegara, aliran listrik dan air di masjid tersebut terputus. "Akibatnya, masjid tetap tidak bisa dipakai untuk ibadah," terang dia.

Kondisi masjid sekarang yang tertutup karena akses pagar di lokasi pembangunan Rusun Jatinegara yang digembok. Menurut Haris memang itu inisiatif dari pihak RW.

Sebab, sejak Masjid Baitul Arif tidak digunakan, beberapa barang masjid seperti pipa dan kabel masjid banyak yang hilang dicuri para pemulung.

"Untuk itu, sementara lokasi masjid kita gembok agar tidak ada orang yang mengambil barang-barang di dalam masjid," tuturnya.

Masyarakat sekitar meminta agar masjid tidak dibongkar karena masjid disana di saat pembangunan Rusun Jatinegara, bisa jadi dipakai ibadah untuk buruh yang bekerja.

Pihaknya yakin bila ada pekerja proyek pembangunan di lokasi Rusun, maka akan ada kembali aliran listrik dan air. Karena pastinya akan dibangun kantor proyek disekitar situ. "Kita berharap bila ada kantor proyek dan aliran listrik dan air, masjid bisa digunakan kembali," ujarnya.

Selain itu, Haris dan perwakilan warga pun meminta Pemda DKI segera menempati janjinya ketika Rusun tersebut jadi, maka akan dibangunkan kembali masjid yang lebih besar dua lantai.

"Rusun itu rencananya akan ada seribu Kepala Keluarga ditambah warga yang kena normalisasi kali Ciliwung, jadi kita berharap ada masjid yang lebih besar untuk menampung warga yang jumlahya lebih besar," ungkapnya.

Sementara Abu (48) warga RT 13/ RW 01, Kelurahan Balimester, Jatinegara mengungkapkan, sejak tidak dipakainya Masjid Baitul Arif ia dan warga di dekat komplek Rusun Jatinegara memang harus berpindah sholat ke RT 08. Ia juga sempat menyayangkan kenapa Masjid Baitul Arif itu tidak lagi bisa digunakan.

"Ya kita sih maunya shalat di situ, tapi bagaimana lagi air sama listriknya sudah gak ada," ujar pria yang berprofesi sebagai tukang parkir ini.

Abu pun berharap Pemda DKI bisa benar menempati janjinya untuk membangun masjid yang lebih besar ketika Rusun Jatinegara telah dibangun. Terlebih di wilayahnya, banyak warga yang terkena penggusuran normalisasi kali Ciliwung.

sumber : Amri Amrullah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement