Jumat 25 Oct 2013 23:21 WIB

Negara Tak Mempersiapkan Pemuda sebagai Penerus Bangsa

Gabungan pelajar dan mahasiswa se-Jabodetabek menggelar aksi damai dalam upaya menumbuhkan kembali benih perdamaian dan persatuan di antara sesama pemuda Indonesia.
Foto: Antara/Reno Esnir
Gabungan pelajar dan mahasiswa se-Jabodetabek menggelar aksi damai dalam upaya menumbuhkan kembali benih perdamaian dan persatuan di antara sesama pemuda Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai melakukan pembiaran terhadap generasi muda Indonesia sebagai penerus bangsa. Pembiaran ini sebagai pelanggaran konstitusi yang dilakukan pemimpin bangsa.

Demikian yang mengemuka dalam diskusi bulanan yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi bertema 'Pemuda Indonesia perlu sumpah apa lagi?', di Jakarta, Kamis (24/10).

Hadir sebagai pembicara yakni Ketua Umum GMNI, Twedy Noviandi dan pengamat senior yang juga sejarawan Sulistiyo. Twedy mengatakan, harus diakui semangat partiotisme pemuda Indonesia telah mengalami gredasi. Hal ini sangat berbahaya.

Menurutnya, banyak pemuda yang sekarang tidak nasionalis, terjebak pragmatisme dan gaya hidup hedonis. Sehingga jati diri bangsa ini telah hilang. "Yang patut disalahkan atas kondisi ini adalah bisa karena pemudanya dan juga pemerintahnya," katanya.

Menurutnya, apa yang dialami pemuda sekarang adalah akibat pembiaran pemerintah sehingga pemuda  tidak dipersiapkan sebagai generasi penerus bangsa. "Perlu rekayasa sosial yang positif untuk mewujudkan bangsa yang besar dan negara harus jadi garda terdepan," ujarnya.

Harusnya, kata dia, negara melakukan pembinaan untuk mempersiapkan generasi mudanya sebagai penerus bangsa hal ini sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945. Hal ini yang dilakukan Cina diproyeksikan akan menjadi negara besar.

Ia berujar, tantangan ke depan akan semakin komplek dan pemuda harusnya dipersiapkan sebagai penerus bangsa sehingga tidak lagi kembali terjajah bangsa lain. Yang perlu diwaspadai adalah bentuk penjajahan, di antaranya terjadinya hegemoni politik, eksploitasi politik dan penetrasi budaya.

"Pemuda hanya salah satu instrumen. Pemerintah menjadi garda terdepan untuk mengisi bangsa ini.  Dan pemuda jangan dibiarkan dengan sistel liberal seperti sekarang ini," katanya.

Sementara Hermawan mengatakan, bangsa ini harus berani menjajah bangsa lain bukan menjadi korban penjajahan bangsa lain. "Dulu bangsa ini  bangsa indonesia hebat dan berani mengklaim kekayaan lain," katanya.

Menurutnya Indonesia tertinggal ratusan tahun dengan bangsa lain. Dengan demikian harusnya Indonesia jangan takut globalisasi. "Pemuda-pemuda Indonesia harus berani jajah negara lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement