REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap anggota DPR dari Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.
Ramadhan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya dengan tersangka Anas Urbaningrum.
Ramadhan Pohan mengaku dicecar soal adanya politik uang dalam kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 lalu.
"Tadi diperiksa untuk dimintai keterangannya selama empat jam dan kemudian pertanyaan-pertanyaannya itu adalah seputar kongres di Bandung artinya apakah ada pengetahuan saya tentang money politic di kongres Bandung," kata Ramadhan Pohan yang ditemui usai pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10).
Ramadhan Pohan selesai diperiksa dan keluar dari gedung KPK pada pukul 16.30 WIB. Mengenai proyek Hambalang, ia mengaku tidak mengetahuinya karena pembahasannya ada di Komisi X DPR, sedangkan ia berada di Komisi I DPR.
Dia pun lebih banyak ditanya soal kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Ramadhan ditanyakan bagaimana awal mula pelaksanaan kongres dan bagaimana masing-masing calon ketua umum saat itu mengumpulkan kekuatannya.
Dalam kongres, lanjutnya, ia merupakan tim pemenangan Andi Mallarangeng dan lebih banyak menjawab soal proses pemenangan mantan Menpora itu dalam kongres. Sedangkan untuk pemenangan calon lainnya yaitu Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum, ia mengatakan tidak mengetahuinya kepada penyidik.
Saat ditanya mengenai pengalihan dukungan dalam putaran kedua karena Andi Mallarangeng kalah di putaran pertama, ia mengaku ditanyakan hal itu juga oleh penyidik. Pada saat putaran terakhir, ia mengaku banyak pendukung Andi Mallarangeng yang 'merapat' ke Marzuki Alie.
"Tapi saya bersumpah ke penyidik tidak ada politik uang saat itu, tidak ada janji-janji saat itu karena saya ada di sana," ujarnya.
Mengenai adanya salah satu calon yang menggunakan politik uang untuk mendapatkan dukungan dari pendukung Andi Mallarangeng, ia mengatakan tidak memiliki bukti apapun dan juga tidak mendengarnya. Ia hanya mengetahuinya kemudian dari media massa.
"Saya tidak mempunyai bukti apapun dan tidak mendengar apapun soal tersebut karena saya hanya fokus kepada tim dari pada AAM (Andi Alfian Mallarangeng)," tegas Wakil Ketua Komisi I DPR ini.