REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Pertanian Kota Tangerang menyatakan perusahan ternak harus melibatkan peternak kecil pada asuransi sapi.
Keberadaan asuransi tersebut membutuhkan sosialisasi lebih kepada peternak agar mau mengansuransikan ternaknya.
Plh Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kota Tangerang, Charum Supandi menuturkan dalam asuransi ternak sapi harus lebih diuraikan mengenai jaminan dan kriterianya.
Pada asuransi harus diketahui kriteria ternak yang akan mendapatkan jaminan pengganti. Apakah ternak tersebut terserang penyakit atau kematian.
"Kalau perusahaan besar seperti importir atau feedlot bisa saja, lebih cocok untuk perusahaan. Kalau peternak kecil pasti masih awan butuh sosialisasi lebih," katanya di Kantor Disperta Kota Tangerang, Kamis (24/10).
Apabila melihat kondisi peternak sapi di Indonesia rata – rata adalah peternak kecil. Menurut dia terkadang untuk menyediakan pakan ternak saja lebih memilih untuk mencari rumput sendiri untuk menekan biaya. Penyediaan pakan ternak diakuinya relatif besar untuk kebutuhan ternak.
Selain itu, sebelum mengansuransikan sapi maka sebaiknya dilakukan pengecekan kesehatan terlebih dahulu. Apakah sapi tersebut memiliki kesehatan reproduksi yang baik untuk mengetahui produktif atau tidaknya.
Dia mengatakan jangan sampai ternak yang diansuransikan ternyata tidak produktif. Dalam peternakan sapi harus ada subdsidi untuk pemelihara yang bisa meningkatkan produksi.
"Perusahaan dan pihak asuransi harus kerja sama dengan pemerintah untuk membuat regulasi agar dalam perusahaan ada sekian persen untuk peternak," paparnya.
Dengan demikian, apabila ada resiko kematian ternak maka perusahaan yang akan membayar premi bukan peternak.
Hal itu akan membantu para peternak kecil dan perusahaan jangan sampai merasa keberatan atas keputusan tersebut.
Apabila dalam asuransi tersebut bisa memberdayakan peternak dalam pembibitan cukup bagus. Namun sejauh ini dalam pembibitan masih terkendala banyak hal diantaranya biaya.
Menurut dia, untuk Kota Tangerang diantaranya ada beberapa peternak lebih memilih penggemukan sapi daripada pembibitan.
Dalam Penggemukan dalam kurun waktu empat sampai enam bulan sudah bisa menghasilkan. Namun apabila dalam pembibitan maka membutuhkan waktu sembilqn bulqn sampai satu tahun untuk produksi. Apalagi anak sapi yang dilahirkan belum tentu juga akan tetap sehat maupun hidup.
Dia berharap terkait asuransi sapi tersebut agar perusahaan bisa ikut memberdayakan petani. Diantaranya dengan mengalokasikan sekian persen untuk peternak pada sistem asuransi.
"Apabila sapi milik peternak yang dititipkan mati pada perusahaan maka perusahaan yang membayar premi dan peternak tidak perlu ganti rugi," ungkapnya. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bisa memberdayakan peternak kecil.