REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta mengeluhkan rusaknya sebagian besar Closed Circuit Television (CCTV) yang ada di wilayah ibu kota. "Sebagian besar CCTV yang ada di wilayah Jakarta sudah rusak, bahkan mati total. Ini menghambat pekerjaan. Kita jadi tidak bisa melakukan pengawasan secara maksimal," kata Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Menurut Kukuh, sebagian besar CCTV tersebut sudah mati sejak 10 hari yang lalu. Diakuinya, belum ada langkah penanganan yang dilakukan sampai dengan saat ini. "Sebetulnya, biaya perawatan CCTV itu sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI, tapi proses tender atau lelangnya terlalu lama," ujar Kukuh.
Sehingga, dia menuturkan CCTV yang rusak belum dapat diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Biaya perawatan yang dianggarkan dalam APBD tersebut, lanjut dia, adalah sebesar Rp750 juta. "Jumlah CCTV yang rusak saat ini ada sebanyak 264 buah. Tapi, akhirnya tidak bisa diapa-apakan dulu karena masih terganjal dengan proses lelang," tutur Kukuh.
Dia mengungkapkan CCTV itu terhubung dengan sejumlah dinas, diantaranya Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana. "Dengan CCTV itu, kita bisa memantau ketinggian air di pintu- pintu air, lokasi kebakaran, situasi jalan raya dan lain-lain. Makanya, kita harapkan proses lelang berjalan cepat supaya kita juga bisa melakukan pemantauan dengan maksimal," tambah Kukuh.