Rabu 23 Oct 2013 13:58 WIB

Buruh: Tak Ada Perusahaan Tutup Karena Naikkan Upah

 Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa tuntut kenaikan upah minimum di depan Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).    (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa tuntut kenaikan upah minimum di depan Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/9). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, tidak ada perusahaan yang tutup karena menaikkan upah buruhnya.

"Tidak ada perusahaan yang tutup karena menaikkan upah buruhnya," ujar Iqbal di Jakarta, Rabu (23/10). Iqbal mengatakan, perusahaan tutup karena tiga hal, yakni pasar terganggu, produktivitas rendah, dan korupsi di perusahaan tersebut.

"Bukan karena menaikkan upah perusahaan jadi tutup," lanjut dia. Dia menambahkan, produktivitas Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lain. Menurut dia, produktivitas hendaklah diukur "head to head" antara industri di Tanah Air dan luar negeri.

"Misalnya lebih laku mana Toyota Innova buatan Indonesia dari Vios buatan Thailand. Lebih laku buatan Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan sebanyak tiga juta buruh akan melakukan mogok nasional pada akhir Oktober dan dilakukan serentak di 20 provinsi.

Tiga tuntutan buruh yakni upah layak, jaminan sosial, dan dihapuskannya sistem alih daya."Kita sudah lama dizhalimi dengan upah murah,"tukas dia.

Buruh meminta kenaikan upah minimum sebesar 50 persen, dan penerapan jaminan kesehatan secara serentak pada 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement