REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai perlu mengembangkan dan memperbaiki data tentang lingkungan hidup yang ada di wilayahnya untuk mengantisipasi perubahan iklim.
"Data tentang lingkungan hidup seperti peta hutan, curah hujan, kedalaman laut dan kondisi iklim di Indonesia sangat penting untuk memetakan antisipasi perubahan iklim. Indonesia butuh data-data terbaik," kata Akademisi Ilmu Pengetahuan Lingkungan Universitas Amerika Profesor Michael Brody usai menghadiri diskusi tentang perubahan iklim di Jakarta, Jumat.
Brody mengatakan, sebaiknya data-data tersebut dapat disajikan secara online oleh pemerintah, agar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan dan masyarakat sendiri dapat mengaksesnya.
Selain itu, lanjut Brody, Indonesia juga perlu mengaitkan isu perubahan iklim yang mengacu pada standar internasional dalam pembuatan Rancangan Undang Undang, agar setiap pembangunan perekonomian yang terjadi dapat sekaligus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan.
Dengan demikian, lanjutnya, perkembangan perekonomian dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan lingkungan yang juga membaik.
Menurut Brody, koordinasi antar lembaga pemerintah, LSM lingkungan dan masyarakat merupakan hal yang sangat penting, meskipun kerap menjadi kendala untuk mencapai target perubahan iklim.
"Koordinasi adalah masalah yang dialami hampir seluruh negara di dunia. Namun, kami di Amerika berupaya mengatasinya dengan membuat kelompok kerja yang fokus terhadap isu tersebut dan terus saling berkomunikasi. Saya harap Indonesia juga dapat melakukan hal yang sama," ujar Brody.
Brody mengatakan, meskipun Amerika pernah berhasil dalam memperbaiki sistem perairan di negaranya, namun kejadian-kejadian alam yang tidak terduga membutuhkan aksi yang berkelanjutan.
"Kami berhasil memperbaiki sistem perairan setelah terjadi badai katrina dan badai sandy di New York, namun perbaikan-perbaikan lingkungan masih terus dibutuhkan, sesuai dengan kondisi alam yang terus berubah," ujar Brody.