REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi Memorial Jenderal Besar HM Soeharto di Desa Kemusuk, Bantul, Jumat (18/10).
Memorial dibangun adik kandung Soeharto, Probosutedjo untuk mengenang jasa dan pengabdian presiden Republik Indonesia kedua tersebut.
Memorial Jenderal Besar HM Soeharto diresmikan oleh Probosutedjo dan anak sulungnya, Hardiyanti Hastuti pada 8 Juni lalu. Memorial ini di bangun di atas lahan seluas 3.630 meter persegi.
Bangunan terdiri rumah joglo seluas 600 meter persegi, Rumah Notosudiro, eyang buyut Soeharto seluas 475 meter persegi, Rumah Atmosudiro--eyang Soeharto seluas 250 meter persegi, dan Petilasan sebagai tempat lahirnya Soeharto seluas 63 meter persegi.
Didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Mensesneg Sudi Silalahi, SBY menyelusri ruang selasar diorama dengan didampingi Probosutedjo.
Dalam diorama itu digambarkan kisah perjalanan hidup presiden RI kedua itu, mulai era melawan kolonial Belanda, operasi Mandala untuk perebutan Irian Jaya pada 1969, hingga pergantian kpemimpinan pada 1998.
Kemudian, SBY berkeliling ke setiap bangunan dan meninjau sebuah sumur tua yang terletak di pojok belakang bangunan.
"Sumur itu telah mencapai usia 150 tahun dan airnya tidak pernah kering," kata mantan kepala Arsip Nasional Djoko Utomo. SBY secara saksama juga mendapat penjelasan adanya garis imajiner yang menghubungan antarbangunan.
Setelah hampir 30 menit melakukan kunjungan, SBY mendapat kesempatan untuk membubuhkan tanda tangan dan menuliskan kesannya. Di atas kanvas sebuah foto Soeharto berukuran besar, mantan menteri koordinator politik, hukum, dan keamanan itu menyampaikan rasa hormatnya kepada Soeharto.
“Hormat kami rakyat Indonesia kepada Bapak Soeharto, pejuang kemerdekaan dan pemimpin pembangunan. Terima kasih atas jasa Bapak,” tulis SBY.