REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mencatat perlintasan kereta api (KA) yang tidak terjaga di seluruh wilayah Jawa dan Sumatera lebih dari 4.000 titik.
"Perlintasan yang tidak terjaga itu, baik resmi maupun liar," kata Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko saat sosialisasi keselamatan perkeretaapian di Semarang, Kamis.
Ia menyebutkan jumlah perlintasan KA atau disebut perlintasan sebidang di wilayah Jawa dan Sumatera mencapai 5.211 titik, terdiri atas 4.593 perlintasan resmi dan perlintasan liar sebanyak 618 titik.
Dari sebanyak 4.593 perlintasan resmi, kata dia, baru 1.174 perlintasan yang dijaga, sementara sebanyak 3.419 perlintasan lainnya tidak dijaga karena keterbatasan personel untuk menjaga perlintasan.
Kalau untuk perlintasan tidak resmi yang tercatat sebanyak 618 titik, kata dia, tentu tidak dijaga sama sekali karena sifatnya liar, dibuka tanpa izin, dan diperkirakan jumlahnya melebihi data yang ada.
"Perlintasan tidak resmi berdasarkan data yang tercatat sementara kan ada 618 titik. Namun, diperkirakan jumlah riilnya lebih besar karena banyak yang belum tercatat. Mungkin ada sampai 3.000 titik," katanya.
Menurut Hermanto, sebenarnya pihaknya telah berkali-kali memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keselamatan perkeretaapian, termasuk berhati-hati dan waspada saat melewati perlintasan KA.
"Ada atau tidaknya palang pintu, ada atau tidaknya penjaga perlintasan. Masyarakat harus menyadari kewajibannya sebagai pengguna jalan. Palang perlintasan itu untuk menjaga
perjalanan KA, bukan sebaliknya," katanya.
Ia menjelaskan masyarakat sebagai pengguna jalan harus mengutamakan perjalanan KA, termasuk dengan bersikap hati-hati dan waspada saat melewati perlintasan KA untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, salah satunya lewat sosialisasi semacam ini dengan mengundang siswa perwakilan sekolah-sekolah, mulai SD hingga SMA, kemudian kalangan mahasiswa," katanya.
Melalui upaya sosialisasi semacam itu, ia mengakui dampaknya cukup positif dengan menurunnya tingkat kecelakaan di perlintasan KA secara signifikan selama empat tahun terakhir, yakni sekitar 80 persen.
"Pada 2014, target kami kan tingkat kecelakaan di perlintasan bisa turun 50 persen dibanding 2009. Kami bersyukur sekarang ini sudah turun hingga 80 persen. Mudah-mudahan terus berkurang," kata Hermanto.