REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Polisi diimbau tidak over acting (berlebihan) selama melaksanakan pengamanan pesta demokrasi, pada 2014 mendatang.
Meski demikian, seluruh anggota polisi harus tetap mengedepankan kewaspadaan terhadap setiap ancaman yang dapat mengganggu tahapan dan proses demokrasi.
Hal ini disampaikan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Dwi Priyatno dalam sambutan penutupan Latihan Pengamanan VIP dalam mengantisipasi gangguan keamanan pada Pesta Demokrasi 2014, yang dibacakan Dir Pam Obvit Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Tanto Isyadi, di Semarang, Kamis (17/10).
Tindakan berlebihan oleh aparat keamanan, jelas Dir Pam Obvit, justru akan kontraproduktif terhadap situasi selama proses pemilu legislatif dan pemilu presiden berlangsung.
"Jangan melaksanakan pengamanan yang berlebihan, karena hal ini akan memancing suasana yang kurang kondusif dan memperkeruh keadaan," katanya menegaskan.
Ia juga menyampaikan, pelaksanaan latihan pengamanan VIP ini untuk mengantisipasi berbagai hambatan, gangguan dan ancaman terhadap pelaksanaan pesta demokrasi yang akan berlangsung tahun 2014 mendatang.
Sehingga pelaksanaan pemilu dapat berlangsung lancar, aman dan benar- benar terlaksana secara demokratis dalam menentukan nasib bangsa ke depan.
Sementara Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono menambahkan, latihan pengamanan ini melibatkan berbagai unsur anggota Polrestabes Semarang.
Pelaksanaan latihan ini juga melibatkan Dalmas Polda Jawa Tengah. "Total personel yang terlibat dalam latihan ini 4 satuan setingkat batalyon atau 1.000 personel lebih," katanya melanjutkan.
Sementara itu, pelaksanaan latihan selama dua hari ini ditutup dengan berbagai skenario simulasi pengamanan dari berbagai gangguan, seperti aksi kerusuhan massa pendukung yang anarkis dan aksi pengamanan pejabat.
Puncak dari latihan ini diakhiri dengan simulasi upaya polisi dalam menangani ancaman bom. Mulai dari proses penjinakan hingga disposal.