Rabu 16 Oct 2013 14:00 WIB

Sering Tabrak Rumah, Tongkang Resahkan Warga

Sebuah kapal tongkang (ponton)
Foto: Antara/Jessica Wuysang
Sebuah kapal tongkang (ponton)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Tingginya aktivitas tongkang pengangkut hasil tambang di Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah harus dikendalikan karena telah mengganggu lalu lintas sungai dan rawan menimbulkan kecelakaan di air.

"Kalau ada tongkang lewat, sungai itu seakan sesak. Itu harus benar-benar dikendalikan karena sudah belasan kali terjadi tongkang menabrak rumah dan lanting milik warga," kata Basuni, warga Kecamatan Cempaga saat dihubungi dari Sampit, Rabu.

Warga di kawasan pinggiran Sungai Cempaga terus was-was bersamaan meningkatnya aktivitas tongkang angkutan tambang.

Kekhawatiran masyarakat tidak berlebihan lantaran hilir mudik tongkang bermuatan bauksit dan bijih besi cenderung meningkat.

Warga juga sering mengeluh karena aktivitas itu berdampak pada keruhnya sungai, berkurangnya hasil tangkapan ikan serta meningkatnya potensi kecelakaan di sungai.

Informasi dihimpun Antara, pada Selasa pagi terjadi insiden sampan bermesin yang dinaiki empat orang anak tenggelam akibat terkena gelombang saat tongkang melintas di perairan sungai Cempaga.

Korbannya anak-anak yang mau mengambil daging kurban ke desa seberang (Cempaka Mulia Timur) ketika kebetulan tongkang lewat. ''Ces (sampan bermesin) tenggelam, tapi orangnya selamat semua,'' kata Kepala Desa Cempaka, Mulia Barat, Supian Hadi.

Insiden tersebut ditangani aparatur setempat untuk diselesaikan dengan meminta pertanggungjawaban pihak perusahaan. Masyarakat sangat berharap insiden-insiden serupa tidak sampai terjadi lagi karena bisa mengancam keselamatan masyarakat.

Sebelumnya, insiden tongkang menabrak rumah, lanting dan perahu warga sudah berulang kali terjadi di perairan Cempaga. Bahkan, sudah beberapa kali sempat terjadi penyanderaan tongkang dan tugboat oleh warga yang menuntut pihak perusahaan memberikan ganti rugi yang dialami warga.

Insiden serupa sebenarnya dinilai bisa dihindari jika pihak perusahaan mematuhi aturan dan tidak memaksakan diri.

Selain tidak memaksakan menggunakan tongkang yang ukurannya sangat besar dan tidak ideal dengan lebar sungai, hilir mudik tongkang harus benar-benar dikawal dengan tugboat yang mencukupi di depan dan belakang sehingga tongkang selalu bisa dikendalikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement