REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah pedagang arang dan tusuk sate di Kota Palembang, Sumatera Selatan, meraup untung menjelang Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriyah/2013 Masehi karena permintaan barang dagangannya itu dari warga kota setempat meningkat. "Beberapa hari terakhir permintaan arang dan tusuk sate mengalami peningkatan karena biasanya warga melakukan pesta bakar sate daging sapi serta kambing hewan kurban," kata Yangcik seorang pedagang arang dan tusuk sate di pasar tradisional Cinde Palembang, Senin (14/10).
Menurutnya, tusuk sate terbuat dari potongan bambu dijual dalam bentuk perikat isi sekitar 50 buah, sedangkan arang yang terbuat dari kayu dan batok dijual per bungkus. Tusuk sate dijual Rp 10 ribu per ikat sedangkan arang dijual dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 7.500 per bungkus.
Dijelaskannya, pada perayaan hari besar keagamaan umat Islam atau yang biasa disebut dengan hari raya haji itu, cukup banyak pembeli arang dan tusuk sate. "Hingga hari ini sudah terjual sekitar 200 bungkus arang dan sekitar 150 ikat tusuk sate dengan keuntungan yang lumayan besar karena pada hari biasanya sulit untuk menjual arang dan tusuk sate sebanyak itu," katanya.
Sementara salah seorang warga Perumnas Kenten Sako Palembang Junaidi mengatakan, setiap menjelang Idul Adha selalu menyiapkan tusuk sate dan arang karena daging sapi dan kambing yang biasa diperoleh dari keluarga yang memotong hewan kurban dinikmati bersama tetangga dengan cara pesta sate. "Daging hewan kurban diperoleh dari keluarga jumlahnya lumayan banyak, tidak mungkin habis dimakan sendiri sehingga alangkah baiknya dinikmati bersama tetangga di kawasan permukiman yang mayoritas banyak terdapat masyarakat miskin itu," ujarnya.