REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) baru sanggup menghijaukan lahan kritis sekitar 36,8 persen. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menargetkan penghijauan dapat meningkat menjadi 45 persen.
"Sebagian besar penyebab bencana di Jabar karena buruknya kondisi hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Kondisi ini menyebabkan air hujan tidak tertampung dan dengan mudah menyebabkan banjir," kata dia.
Banjir ini, kata dia, telah terjadi berulangkali. Bukan hanya karena kondisi bagian hulu, banjir disebabkan buruknya kondisi hilir. Di beberapa daerah, terjadi penyempitan sungai dan saluran pembuangan. Sehingga air membanjiri jalan raya dan permukiman warga.
Untuk itu, penghijauan merupakan satu cara mencegah bencana banjir dan longsor. Meski demikian, penghijauan adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak baik masyarakat harus memiliki komitmen serupa untuk mengatasi lahan kritis dan banjir.
Ia meminta masyarakat berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan kawasan hutan. Sementara masyarakat hilir diharapkan tidak mencemari lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Baik BUMN dan swasta diminta Deddy untuk berpartisipasi. Deddy mengapresiasi siapapun yang peduli terhadap kondisi lahan kritis di Jabar. Untuk itu, beberapa upaya dilakukan BUMN di Indonesia untuk menghijaukan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Salah satunya BUMN Hijau Lestari I bekerjasama dengan BUMN Pembina melakukan Green Tour dilokasi binaan di Blok Ciamis, Desa Sukamaju, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung pekan ini.
Pada kesempatan ini 17 perusahaan BUMN yang bergerak dibidang jasa, seperti Perum Jamkrindo, PT. Askrindo, PT. Asabri, PT. Asuransi Ekpor Indonesia, PT. Jasindo, PT. Asuransi Jasa Raharja, PT. Jiwasraya, PT. Askes, Bank Mandiri, BTN, BRI, PT. Pegadaian, PT. Reasuransi Internasional Indonesia, PT. Taspen, PT. Jamsostek dan PT. Biro Klasifikasi Indonesia mengunjungi lokasi penghijauan binaan BUMN HL I di Desa Mangunjaya, Kabupaten Bandung.
Ke-17 BUMN tersebut mendukung kegiatan melalui pemberian dana dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta Corporate Sosial Responsibility (CSR) 2012 sebesar Rp 18,3 miliar.
"Tahun ini dari 17 BUMN bidang jasa tersebut, diharapkan terkumpul sampai Rp 25 miliar perluasan program 2013 diwilayah Nagrek dan Kertasari Kabupaten Bandung," tutur Direktur Operasional BUMN Hijau Lestari I Dedi Setiadi Sukarya.
Di wilayah tersebut, lahan kritis hingga 37.513,71 hektare. Menurut Dedi, pihaknya bersama BUMN Pembina melalui Program BUMN membangun desa berbasis agroforestry yang terintegrasi tahun 2013, melakukan program penghijauan di kawasan hulu DAS Citarum, DAS Cimanuk, DAS Citanduy dan DAS Ciujung.
"Diharapkan akan terbangunnya model pengelolaan lahan masyarakat pola agroforestry penutupan lahan oleh vegetasi pohon," kata dia.
Pengelolaan lahan ini, kata dia, pada gilirannya akan mengurangi laju degradasi lahan dan sedimentasi sungai Citarum. Selain itu juga, untuk menstabilkan debit air sehingga dapat meningkatkan kualitas air baku dan air irigasi pertanian di wilayah DAS.
Ia mengatakan, dengan adanya BUMN yang peduli kepada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat tentu dapat menyerap tenaga kerja dari peternakan dan pemanfaatan lahan pakan. Sehingga, tumbuhnya jiwa kebersamaan dan kemandirian ekonomi masyarakat dengan program penguatan kelembagaan.
Ia mengungkap, untuk tanaman pada program penghijauan, terjadi peningkatan pendapatan masyarakat dari panen kopi, tanaman keras kayu-kayuan dan pengelolaan peternakan.
"Jenis pohon yang ditanam yaitu pohon jabon, aren, kopi, durian, alpukat, dan petai. Tanaman keras tersebut memiliki fungsi selain menambah pendapatan petani juga sebagai penghasil oksigen dan timbulnya mata air baru," ucap Dedi.