Rabu 09 Oct 2013 00:13 WIB

Singkong Bisa Tekan Impor Beras

Singkong (Ilustrasi)
Foto: Antara
Singkong (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi daya singkong yang baik berikut pemanfaatan komoditas itu menjadi beras analog potensial untuk menekan impor beras, kata Anggota Yayasan Pengembangan Lingkungan Indonesia Edwin Slamet Riady.

"Impor beras kita yang masih tinggi bisa ditekan dengan diversifikasi pangan. Salah satu bentuk diversifikasi pangan di adalah penggunaan sumber bahan baku pangan lain misalnya singkong untuk menyubstitusi beras," kata Edwin Slamet Riady di Jakarta, Selasa, dalam Diskusi Menyambut Hari Tani dan Hari Pangan Sedunia di Kantor DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Oleh karena itu, menurut dia, untuk mengatasi krisis pangan pada masa-masa mendatang, alternatif diversifikasi pangan merupakan pilihan yang paling memungkinkan.

Edwin berpendapat, Indonesia potensial untuk dikembangkan sebagai negara penghasil singkong yang bisa diolah menjadi beras analog pengganti beras impor karena telah berkembangnya teknologi pasca-panen dan banyak tersedianya lahan-lahan kritis di Tanah Air yang cocok untuk budidaya singkong.

"Maka singkong sebagai bahan baku untuk ketahanan pangan adalah pilihan yang sangat mungkin untuk mengatasi krisis pangan di Indonesia," katanya.

Apalagi saat ini Indonesia masih menjadi salah satu negara importir beras terbesar dengan total impor rata-rata dua juta ton pertahun dari Vietnam dan Thailand.

Edwin pesimistis dengan target swasembada pangan apalagi surplus 10 juta ton beras pada 2014 yang diwacanakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian.

"Sepertinya sulit. Ini disebabkan karena situasi politik yang tidak mendukung dan fenomena terjadinya alih fungsi lahan untuk pemukiman, industri, dan infrastruktur yang sulit dibendung," katanya.

Namun, ia yakin untuk keperluan pengadaan beras sebanyak dua juta ton dan pengurangan impor gandum maka singkong yang diolah menjadi tepung merupakan salah satu jawaban yang efektif.

Apalagi singkong memiliki segudang manfaat lain di antaranya dapat dibuat bahan bakar bio-etanol, gula cair, pakan ternak, tepung tapioka, dan tepung tapioka kualitas tinggi untuk keperluan industri (industri cat, kain, kayu lapis, dan kertas).

Terlebih dalam menghadapi Hari Tani dan Hari Pangan sedunia pada 8 Oktober 2013, ia berpendapat sudah saatnya Indonesia mengembangkan upaya nyata untuk mencari sumber bahan baku demi ketahanan pangan nasional.

"Jawa Barat dan sekitarnya saya kira sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sentra singkong karena banyak lahan tidur yang terlantar di sana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement