Senin 07 Oct 2013 16:02 WIB

Puluhan Rumah Asrama Polisi Ludes Terbakar

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Dewi Mardiani
Kebakaran (ilustrasi)
Foto: Antara
Kebakaran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 22 rumah di asrama polisi Jalan Ketintang, Surabaya, ludes terbakar pada Ahad (6/10) malam lalu. Penyebab munculnya api masih belum diketahuai, dugaan sementara berawal lantaran terjadinya arus pendek atau penggunaan kompor gas.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 19.40 WIB. Dinas Kebakaran Kota Surabaya menurunkan hingga 13 unit mobil pemadam ditambah tiga armada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya. Api juga melahap delapan unit kendaraan roda dua. “Api besar, dan itu adalah kebakaran terbesar yang pernah terjadi selama periode 2013 ini, tapi untungnya tidak ada korban jiwa” kata Chandra, saat dikonfirmasi, Senin (7/10).

Sebanyak 75 petugas pemadam dibantu warga baru bisa memadamkan api pukul 22.00 WIB. Kendala yang dialami hingga memakan waktu lama, kata dia, karena akses menuju lokasi sulit dicapai. Arus lalu lintas yang padat dan kondisi angin yang tergolong kencang, sehingga kebakaran membesar.

Menurut dia, tata ruang asrama polisi di Ketintang memang tergolong rawan kebakaran. Sebab, jarak antarbangunan yang saling berdekatan membuat api mudah merembet dan semakin meluas. “Namun belum ada kepastian mengenai dugaan sementara penyebab terjadinya kebakaran tersebut,” ujarnya.

Kepala Dinas Sosial, Supomo, mengatakan sudah melakukan pendampingan terhadap warga korban kebakaran. Sejumlah tenda milik kepolisian sudah didirikan untuk menampung dan tempat tinggal sementara. Perlengkapan yang disiapkan antara lain ratusan selimut dan sarung serta kebutuhan logistik.

Menurut dia, Pemkot Surabaya akan bekerja sama dengan kepolisian, khususnya mengenai tempat tinggal sementara para korban kebakaran. "Kebutuhan lainnya seperti konsumsi dan perlengkapan sehari-hari dari pemerintah," kata Supomo.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono mengatakan, pengungsi yang tercatat saat ini berjumlah 97 orang, dari 24 kepala keluarga. Kerugiannya sendiri ditaksir mencapai Rp 3,2 miliar. Dia mengatakan, pihaknya masih mendalami penyebab terbakarnya 22 rumah tersebut. “Tidak ada dugaan soal penyimpanan bahan peledak di salah satu rumah yang terbakar itu,” kata Awi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement