REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Status terkini Gunung Api Tangkuban Perahu yang terletak di Desa Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berada di level II atau waspada. Sejak pertama mengeluarkan letusan abu atau freatik pada Sabtu (5/10) pagi, Senin (7/10) pukul 12.46 WIB, Tangkuban Perahu meletus untuk kelima kalinya.
Kepala Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Api Tangkuban Perahu, Hetty Triastuti, mengatakan berdasarkan hasil pemantauan dan pengamatan tim di lapangan sejak letusan pertama, di hari ke dua mulai terdeteksi dua gas beracun yang keluar akibat aktivitas letusan tersebut. ''Ada dua gas beracun berbahaya yang terdeteksi, yaitu H2S dan SO2,'' kata Hetty, Senin (7/10), di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu, Cikole, Lembang.
Ia menjelaskan, SO2, kadar keamanannya sudah melewati ambang batas yang seharusnya dan bisa menyebabkan ISPA. Hetty mengatakan, seharusnya ambang batas maksimal keberadaan gas SO2 ini ialah, 2 part per milion (ppm). ''Tapi untuk gas SO2 ini, tim kami ukur kemarin ternyata sudah melebihi, yakni 10,1 ppm,'' ujarnya.
Dikatakannya, besaran gas H2S tak separah SO2. Terakhir, besaran H2S yang terekam ialah 4 ppm, dari batas ambang maksimal di 10 ppm. ''Untuk H2S nya ini masih aman,'' ucapnya. Ia menjelaskan, memang sementara ini tim tanggap darurat tengah memfokuskan pengamatan di sekitar Kawah Ratu. Sebab, sebanyak lima letusan freatik yang terjadi, berpusat dari Kawah Ratu tersebut.
Pengamat Gunung Api Tangkuban Perahu, Johan Kusuma, mengatakan setelah terjadinya letusan beberapa kali sejak Sabtu (5/10), bila dibanding pada letusan freatik yang terjadi Maret 2013 lalu, lubang kawah pun menunjukkan pelebaran. ''Radiusnya sudah 30 meter lebih. Tak menutup kemungkinan lebarnya lebih dari itu,'' katanya. Hal itu, kata dia, menunjukkan masih adanya energi yang tersimpan di dalam.
Hetty mengungkapkan, abu tipis akibat letusan freatik keempat itu pun menyebar ke arah barat daya dan barat laut. ''Abu tipis ini tingginya sekitar 300 meter vertikal dari dasar.'' Dia menambahkan, untuk jarak aman minimal yang diimbau kepada seluruh masyarakat ialah, 1,5 kilometer dan di daerah itu tak boleh ada aktivitas.
Pihak pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu pun, PT GRPP, hingga Senin masih menutup akses para pengunjung yang ingin masuk, hingga ke area kawah. Penutupan ini, sudah dilakukan sejak pintu gerbang pembelian tiket.